Advertisement
Petugas Puskesmas Kebumen Belajar Desain Grafis

Advertisement
KEBUMEN—Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menggelar kegiatan Pertemuan Jejaring Surveilans Manajemen Data Demam Berdarah di Aula Dinkes PPKB Kebumen, Rabu (2/7/2025). Para petugas surveilans puskesmas mendapat pelatihan tentang cara membuat buletin tentang demam berdarah dangue (DBD).
Ketua Tim Kerja Survailens dan Imunisasi, Winarti mengatakan pelatihan berisi tentang cara menganalisis data DBD dan cara menyampaikan data tersebut melalui buletin.
Advertisement
Pelatihan diikuti oleh 35 orang survailens puskesmas di Kebumen. Kesehariannya, mereka bertugas mengumpulkan dan menyampaikan informasi terkait kejadian luar biasa (KLB). Data-data kemudian ditayangkan dalam bentuk buletin agar dapat ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan.
"Data dianalisis dan disajikan menjadi menarik melalui buletin, sehingga bisa menjadi bahan bagi pengambil kebijakan," kata Winarti kepada Harian Jogja.
Ia mengatakan setiap Puskesmas bertugas membuat buletin sistem kewaspadaan dini dan respons (SKDR) untuk disajikan secara berkala. Selama ini, penyajian buletin masih standar dan masih perlu didesain agar lebih menarik. "Dengan pelatihan ini setidaknya buletin jadi lebih enak dilihat. Bagaimana data kuantitatif dan kualitatif itu bisa disajikan dengan grafis-grafis agar menarik dibaca," katanya.
BACA JUGA: Menteri Pertanian Sebut Beras Subsidi Oplosan Beredar di Minimarket
Pelatihan diisi oleh tim Harian Jogja. General Manager Content Harian Jogja Budi Cahyana mengatakan buletin yang menarik terlihat dari tulisan dan tampilan. "Maksimal tulisan dalam satu halaman itu enam paragraf atau sekitar maksimal 2.000 karakter. Dari sisi tampilan, tampilan buletin itu menjadi pintu masuk orang untuk membaca buletin sampai akhir. Kalau judul sudah menarik, akan lanjut ke kalimat pertama, kalau menarik lagi akan lanjut membaca hingga selesai," jelas dia.
Sementara narasumber kedua, Nurbawa Purna Yudha selaku Asisten Manajer Desain dan Kreatif Harian Jogja menjelaskan menyajikan suatu pekerjaan dalam bentuk grafis bisa lebih menghemat waktu.
Ia mencontohkan, langkah pencegahan DBD dengan 3M akan lebih mudah dimengerti jika disajikan dengan grafis dibandingkan hanya dengan tulisan. "Menguras, menutup tempat penampungan, dan mendaur ulang sampah kalau ditampilkan dengan grafis atau ditambah foto-foto akan lebih mudah dipahami," kata dia.
Dalam materinya, Bowo juga menjelaskan tentang pondasi desain grafis yang meliputi balance, emphasis, repetition/pengulangan, dan space. Selain itu juga dijelaskan tentang skema roda warna. (Advetorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Insiden Rinjani, Kemenpar Tegaskan Pentingnya SOP Pendakian
- Enaknya Makan Apa Siang Ini di Jogja, Cek Rekomendasinya
- Pendaki Asal Brasil Jatuh di Gunung Rinjani Dievakuasi
- Menikmati Wisata Sungai di Canden Bantul
- Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement

Jadwal SIM Corner Jogja Mall City dan Ramai Mal Malioboro Hari Ini, Jumat 4 Juli 2025
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement