Advertisement
JKN Memantik Semangat Phillipe Bertahan dari Tumor

Advertisement
JOGJA—Phillipe Benedictus, lelaki yang menggemari dunia fotografi, terpaksa harus menerima potret hidupnya yang penuh warna seketika menjadi hitam putih. Seperti ada banyak kilatan cahaya dan petir yang meraung-raung menyentuh perasaannya saat itu. Bagaimana tidak? Tak pernah terlintas sedikit pun dalam pikirannya, ia harus berjuang melawan penyakit yang terbilang langka menurut kalangan medis.
“Semua berawal pada tahun 2019, saya pikir hanya batuk biasa. Sudah minum obat batuk tidak kunjung sembuh. Kemudian, saya memutuskan untuk datang ke fasilitas kesehatan terdekat. Setelah dicek, saya kaget luar biasa. Saya tidak bisa menerima diagnosa dokter. Katanya, ada massa di paru-paru saya. Sejenis tumor. Selama ini, saya tidak merokok, suka bersepeda, juga selalu menjaga pola makan dan hidup sehat. Kok bisa?” jelas Phillipe tak percaya.
Advertisement
Tak bisa dipungkiri, dunia Phillipe serasa hancur saat itu. Namun, dirinya tidak mau menyerah begitu saja dan memilih untuk berdamai dengan keadaan. Rasa tidak nyaman semakin terasa di dadanya. Perlahan, ia menyadari hal ini sudah mengganggu aktivitasnya. Ternyata tumor pada paru-parunya membesar hingga 12 centimeter, sehingga nafasnya menjadi lebih sesak dari sebelumnya. Bahkan hanya untuk berjalan dalam jarak hitungan meter sekalipun.
“Saya menganggap sakit yang saya alami termasuk golongan berat dan penanganannya tidak bisa sebentar. Jangka waktu perawatannya cukup lama. Saat itu, saya disarankan untuk berobat di salah satu fasilitas kesehatan menggunakan JKN. Kalau bicara soal biaya, tentu sangat besar karena untuk penunjang pemeriksaannya saja mahal sekali, belum lagi obatnya. Kalau tidak ada program JKN, sangat berat,” ujar Phillipe saat ditemui di salah satu klinik di wilayah Kota Yogyakarta untuk mengurus perpanjangan rujukannya Kamis (17/7/2025).
Selain rutin mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter, Phillipe juga harus menjalani serangkaian pemeriksaan penunjang seperti Comuted Tomography Scan (CT Scan) enam bulan sekali dan bone scan enam sampai satu tahun sekali untuk memastikan kondisinya membaik.
“Saya paham betul, semua itu berbiaya mahal dan saya tidak dapat memperkirakan berapa kali lagi pemeriksaan tersebut harus saya jalani. Tidak terasa sudah hampir enam tahun JKN menjamin seluruh biayanya. JKN benar-benar sudah menolong saya. Terima kasih sekali BPJS Kesehatan”, ucapnya bernafas lega.
Dukungan keluarga menjadi salah satu pemantik baginya untuk terus bertahan. Meski belum ada obat yang mampu menghilangkan sakitnya, Phillipe bersyukur dokter selalu memberikannya jalan keluar. Sedikit demi sedikit, harapan untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik, ia temukan.
“Saat ini kondisi saya jauh lebih baik. Sudah bisa ke mana-mana sendiri. Saya menikmati semua prosesnya. Pelan tapi pasti. Terlebih, pelayanan di fasilitas kesehatan menggunakan JKN sudah jauh lebih baik. Dulu pernah mengalami antrean yang sangat panjang di rumah sakit. Bahkan saya tidak tahu kapan akan dilayani. Saat pendaftaran harus membawa berkas bertumpuk-tumpuk. Sekarang benar-benar sederhana sekali. Setelah dari klinik saya hanya membawa surat rujukan ke rumah sakit,” jelasnya.
Agar semakin memudahkan aksesnya ke fasilitas kesehatan, Phillipe memilih untuk mengunduh Aplikasi Mobile JKN. Bahkan, ia telah memanfaatkannya sejak aplikasi tersebut baru diluncurkan.
“Saya sering mengandalkan Aplikasi Mobile JKN untuk mengetahui lokasi fasilitas kesehatan dan mendapatkan nomor antrean saat mau berobat. Ternyata tidak hanya antrean pada klinik, saat saya sudah memiliki rujukan, saya juga bisa mengambil nomor antrean di rumah sakit,” ujarnya.
Phillipe mengaku sering memberikan rekomendasi kepada rekan-rekannya yang belum terdaftar sebagai peserta JKN untuk segera melakukan pendaftaran. Menurutnya, memiliki JKN sangat penting.
“Saya selalu menyarankan, jangan sampai kamu sakit tidak memiliki JKN. Saya sudah mengatakan hal ini ke banyak orang. Biasanya, mereka langsung mengurus pendaftaran ke BPJS Kesehatan dan benar-benar merasakan manfaatnya. Pengobatan dijamin dan tidak ada biaya tambahan sama sekali,” tutupnya. (Advetorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
- Insiden Rinjani, Kemenpar Tegaskan Pentingnya SOP Pendakian
- Enaknya Makan Apa Siang Ini di Jogja, Cek Rekomendasinya
- Pendaki Asal Brasil Jatuh di Gunung Rinjani Dievakuasi
- Menikmati Wisata Sungai di Canden Bantul
Advertisement

Hasil Monitoring Beras di Jogja, Belum Ditemukan Penyimpangan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement