Advertisement
Optimalkan Penyerapan Produksi Ikan Dalam Program MBG

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY mengoptimalkan peneyrapan produksi ikan tangkap dan ikan budidaya untuk kebutuhan protein program Makan Bergizi Gratis. Limbah organik MBG juga didorong untuk dapat diolah kembali.
BACA JUGA: Produksi Ikan Tangkap Pesisir Selatan Ditarget 7.000 Ton
Advertisement
Hal ini salah satunya diupayakan dalam Bincang Pangan Sehat Lestari ‘Zero Waste dan Pangan Akuatik pada Program MBG dalam Peningkatan Konsumsi Ikan Berkelanjutan di DIY’, yang melibatkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah limbah organik, di kantor DKP DIY, Selasa (5/8/2025).
Kepala DKP DIY, R. Hery Sulistio Hermawan, menjelaskan melalui pertemuan ini diharapkan akan ada sinergi dari Pemda DIY, Badan Gizi Nasional (BGN), mitra SPPG, nelayan, pembudidaya ikan hingga pengolah limbah organik dalam mengoptimalkan protein ikan dalam program MBG.
“Perputaran ekonominya sangat luar biasa. Karena ini dapur SPPG sedang tumbuh dengan jumlah dapur terdaftar 63 dan yang sudah beroperasi 48, akanterus meningkat sampai 311-317. Ini potensi yang besar, menjadi kesempatan kita mengajak pembudidaya ikan, nelayan, pengolah produk ikan dan pemasar untuk memanfaatkan momentum yang ada,” ujarnya.
Tak hanya itu, limbah dari program MBG yang jumlahnya bisa mencapai 70 kg per dapur harus ada solusi pengelolaannya. “Itu ada nilai ekonominya kalau dikelola oleh masyarakat yang bisa mengolah limbah organik, kalau tidak akan bisa menjadi masalah lingkungan,” katanya.
Limbah organik tersebut bisa diolah menjadi magot, pakan ternak, pakan ikan dan sebagainya. “Harapannya bisa kita strukturkan agar kegiatan pengolahan limbah ini bisa dilakukan secara optimal,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD DIY, Budi Waljiman, menuturkan program ini sangat bagus untuk meningkatkan konsumsi ikan di DIY yang masih rendah. “Tingkat konsumsi ikan masyarakat DIY baru 35,8 kg per kapita per tahun. Jauh di bawah rata-rata nasional,57,6 kg per kapita per tahun,” paparnya.
Hal ini terjadi karena budaya masyarakat Jogja yang tidak terbiasa mengkonsumsi ikan setiap hari. masyarakat Jogja lebih terbiasa makan telur dan ayam sebagai sumber proteinnya. Padahal, ikan menjadi sumber protein yang lebih mudah dicerna dan terjangkau.
Pemenuhan gizi bagi anak-anak menurutnya penting karena mereka adalah generasi yang akan menjalankan kepemimpinan Indonesia 20-30 tahun mendatang. “Diharapkan mereka menjadi anak yang kuat, cerdas dan bisa bersaing. Kalau kekurangan protein hasilnya beda,” kata dia.
Pj Sekda DIY, Aria Nugrahadi, mengatakan ikan memiliki protein hewani yang baik. Pengoptimalan produksi ikan untuk MBG perlu dibarengi dengan tatakelola yang baik. “Sehingga bisa dilaksanakan secara berkelanjutan dan memperluas kemanfaatannya,” ujarnya.
Diharapkan pula melalui program ini, masyarakat Jogja terutama pelaku produksi budidaya ikan, nelayan, pengolah ikan, petani, penjual bahan pangan dan sebagainya. “Kami mendorong agar dampak ekonomi bisa berputar di level masyarakat dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
- Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
- Insiden Rinjani, Kemenpar Tegaskan Pentingnya SOP Pendakian
- Enaknya Makan Apa Siang Ini di Jogja, Cek Rekomendasinya
Advertisement
Advertisement

David Baszucki, Sosok di Balik Game Roblox yang Mendunia
Advertisement
Advertisement
Advertisement