Advertisement
Kelompok Wanita Tani Marsudi Luhur Dilatih Membuat Pupuk Organik Cair

Advertisement
GUNUNGKIDUL - Salah satu implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban tersebut, Program Studi Sarjana Terapan Manajemen Pemasaran dari Fakultas Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan kegiatan bertajuk “Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mardi Luhur Melalui Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)“.
Acara ini diselenggarakan pada 6 Agustus 2025 di Dusun Kepuh, Kelurahan Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, dengan partisipan sebanyak 20 anggota Kelompok Wanita Tani (KWT).
Advertisement
Tim pengabdi dengan tema Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) ini terdiri dari dosen dan mahasiswa. Berperan sebagai ketua tim yaitu Dr. Sri Rahayu, dengan anggota dosen Dr. Setyawami, S.H., M.Pd dan Dr. Drs. Marjuki, M.Pd. Sedangkan anggota yang berasal dari mahasiswa yaitu Carol Josep W., Ardila Dwi, Dina Nursya, Hanafi Hajar, Nurul Hidayati, dan Anisa.
Tim ini bekerja secara kolaboratif dengan semangat pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. Para dosen memberikan arahan strategis dan akademik, sementara mahasiswa terlibat aktif dalam proses edukasi dan pendampingan teknis di lapangan. Kolaborasi lintas generasi ini tidak hanya memperkuat implementasi kegiatan, tetapi juga menjadi media pembelajaran langsung bagi mahasiswa. Kehadiran tim pengabdi diharapkan mampu membawa manfaat nyata dan berkelanjutan bagi kelompok wanita tani yang menjadi mitra.
Kegiatan pemberdayaan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada anggota KWT dalam mengurangi sampah serta menjaga kelestarian lingkungan melalui penerapan perilaku ramah lingkungan. Salah satu upaya yang diperkenalkan adalah pembuatan pupuk organik cair (POC).
Melalui pelatihan ini, anggota KWT diharapkan mampu mengolah limbah organik rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat bagi pertanian. Selain meningkatkan kesadaran lingkungan, kegiatan ini juga mendorong kemandirian ekonomi melalui praktik pertanian berkelanjutan.
Sesi pertama diawali dengan sosialisasi oleh Ketua Kelompok Pengabdian sekaligus pemateri, Sri Rahayu, yang membahas pentingnya pengelolaan sampah organik dan penerapan perilaku ramah lingkungan. Dalam pemaparannya, beliau menekankan konsep 3R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang), sebagai kunci menjaga kelestarian lingkungan.
Pada sesi ini, Sri Rahayu memperkenalkan alat dan bahan yang dapat digunakan dalam produksi POC, di antaranya sampah organik, sekam mentah, EM4, daun kering, serta drum komposter.
BACA JUGA: Petani Gunungkidul Andalkan Sumber Air Lokal dan Ubi Kayu di Musim Kemarau
Selanjutnya, Sri Rahayu menjelaskan tahapan pembuatan POC yang dimulai dengan memasukkan sampah kering berupa daun-daun kering ke dalam drum komposter. Setelah itu, ditambahkan sampah organik, seperti sisa sayuran dan kulit buah, kemudian disemprot dengan EM4 secukupnya. Sesi ini ditutup dengan penyerahan bantuan alat-alat produksi pupuk cair oleh Kelompok Pengabdi kepada Ketua KWT Dusun Kepuh Ibu Lusi, disaksikan oleh Ketua Dukuh Kepuh, Bapak Selamet Triyono.
Pada sesi berikutnya, diadakan pelatihan praktik pembuatan POC yang disambut antusias oleh peserta. Sampah organik yang telah dikumpulkan oleh peserta, seperti sisa sayuran, kulit buah, daun, dan sekam, diolah bersama-sama dengan penambahan EM4 ke dalam drum komposter. Kelompok Pengabdian membimbing peserta secara langsung pada setiap tahapan, serta membantu mengatasi berbagai kendala yang dialami peserta dalam produksi POC.
Kegiatan pengabdian ini mendapatkan respons positif dari para anggota KWT. Diharapkan, kegiatan ini menjadi langkah awal dalam membentuk kebiasaan baru bagi anggota KWT dalam mengelola sampah serta menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kemandirian peserta KWT. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
- Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
- Insiden Rinjani, Kemenpar Tegaskan Pentingnya SOP Pendakian
- Enaknya Makan Apa Siang Ini di Jogja, Cek Rekomendasinya
Advertisement

Bantul Rencanakan Belanja Rp2,4 Triliun dan Pendapatan Rp2,1 Triliun di 2026
Advertisement

Ini Lima Minuman Penambah Energi dan Konsentrasi Selain Kopi
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement