Advertisement

Sinergi Talk Penutup Lawatan Nusa Raya Kotabaru: Merangkai Keberagaman dalam Satu Visi

Media Digital
Senin, 11 Agustus 2025 - 09:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Sinergi Talk Penutup Lawatan Nusa Raya Kotabaru: Merangkai Keberagaman dalam Satu Visi Sinergi Talk Kuratorial Talk menjadi penutup rangkaian Lawatan Nusa Raya Kotabaru yang berlangsung di berbagai titik kota selama Rakernas XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025 pada Minggu (10/8 - 2025) di Bentara Budaya Jogja.ist

Advertisement

JOGJA — Sinergi Talk Kuratorial Talk menjadi penutup rangkaian Lawatan Nusa Raya Kotabaru yang berlangsung di berbagai titik kota selama Rakernas XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025.

Acara digelar pada Minggu (10/8/2025) pukul 16.00 WIB di Bentara Budaya Yogyakarta, menghadirkan moderator Nanang Setiawan serta pembicara Yetti Martanti (Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta), dua kurator Fajar Wijanarko dan Ni Made Purnamasari, serta akademisi Setyo Harwanto, M.S.Sn.

Advertisement

Diskusi ini merefleksikan perjalanan pra-acara, pelaksanaan, hingga pasca-acara seluruh rangkaian Lawatan Nusa Raya yang digelar di Kotabaru, bahkan rangkaian kegiatan Jaringan Kota Pusaka Indonesia yang berlokasi di Taman Budaya Embung Giwangan, Hotel Tentrem, hingga Titik Nol Yogyakarta. Para pembicara mengulas bagaimana kegiatan ini memberi dampak positif yang luas, baik bagi para pelaku budaya, komunitas, maupun masyarakat umum.

BACA JUGA: JKPI 2025: Lawatan Nusaraya 2025 Menyulam Ritus, Merajut Nusantara

Yetti Martanti menekankan pentingnya penyatuan visi di tengah keberagaman delegasi. “Bicara JKPI berarti bicara rangkaian acara yang mempertemukan banyak tokoh dan pameran di tempat-tempat representatif. Tantangannya adalah menyamakan visi semua delegasi agar keberagaman ini bisa dirangkum menjadi satu narasi, berbicara tentang Nusantara yang beragam tapi menyatukan. Partisipasi masyarakat sangat penting, dan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci mewujudkan pelestarian cagar budaya yang baik,” ujarnya.

Fajar Wijanarko berbagi proses kreatifnya yang berangkat dari kunjungan ke berbagai warisan budaya, termasuk di Palembang. “Muncul gagasan bersama komunitas untuk mengembangkan konsep museum suara, memberikan representasi warisan budaya dengan cara yang mudah diakses publik,” jelasnya.

Bagi Ni Made Purnamasari, momen Lawatan Nusa Raya adalah milik bersama. “Dinas Kebudayaan selalu memberi keluwesan, petunjuk, dan ide dalam proses pembentukan program. Kami berusaha meresapi bagaimana cagar budaya hidup dan tumbuh, dan itu harus dibarengi dengan merangkul semua kawan. Saya berharap ini menjadi cikal lahirnya kesadaran untuk melihat potensi di sekitar kita,” ungkapnya.

Sementara itu, Setyo Harwanto menyoroti peran komunitas visual dalam mendukung narasi acara. “Teman-teman komunitas terlibat aktif dalam menggerakkan konten, dari gambar statis hingga visual yang dinamis,” tuturnya.

Menjelang berakhirnya acara diumumkan bahwa tahun depan Lawatan Nusa Raya akan digelar di Ternate. Kota ini juga akan menjadi tuan rumah Rakernas XII JKPI 2026, membuka peluang bagi delegasi dari seluruh Indonesia untuk merasakan kekayaan budaya dan sejarah Ternate yang khas.

Sinergi Talk Kuratorial Talk menutup Lawatan Nusa Raya Kotabaru dengan semangat kolaborasi lintas sektor, menegaskan bahwa pelestarian pusaka bukan hanya tugas pemerintah atau kurator, tetapi gerakan bersama yang merangkul kreativitas, partisipasi, dan keberagaman masyarakat. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

Terkena Longsor Sejak 2023, Jalan Kabupaten di Gedangsari Gunungkidul Belum Diperbaiki

Terkena Longsor Sejak 2023, Jalan Kabupaten di Gedangsari Gunungkidul Belum Diperbaiki

Gunungkidul
| Kamis, 14 Agustus 2025, 23:47 WIB

Advertisement

Pil KB di AS Terkait Erat dengan Risiko Asma, Sudah Dipakai 9 Juta Perempuan

Pil KB di AS Terkait Erat dengan Risiko Asma, Sudah Dipakai 9 Juta Perempuan

Lifestyle
| Kamis, 14 Agustus 2025, 16:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement