Advertisement
Konkurs Nasional Seni Suara Alam Burung Perkutut HB Cup Digelar Tahun Ini

Advertisement
Konkurs Nasional Seni Suara Alam Burung Perkutut Hamengku Buwono Cup 2025 kembali digelar. Paniradya Kaistimewan mendorong adanya peningkatan ekonomi masyarakat dalam perlombaan tersebut.
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan, Aris Eko Nugroho, menyampaikan selama ini ada ratusan pembudidaya dan penghobi perkutut di Jogja. Menurutnya, kualitas perkutut yang dibudidayakan di Jogja termasuk jenis unggul. Oleh karena itu, menurut Aris, keberadaan perlombaan perkutut tersebut diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
Advertisement
Selain itu, kata dia, perlombaan tersebut melibatkan banyak ekosistem, antara lain keberadaan pembudidaya burung, perajin sangkar, dan sejumlah pelaku UMKM. “Ini bisa membuat perekonomian bergerak, tidak sekadar burung [yang menggerakkan ekonomi],” katanya dalam Rembag Kaistimewan bertajuk Konkurs Nasional Seni Suara Alam Burung Perkutut Hamengku Buwono Cup 2025, Selasa (26/8).
BACA JUGA: Pembayaran Tol di Sentolo Tertinggi Rp5,9 Miliar
Selama setahun, kata dia, ada enam kegiatan lain yang juga merupakan ajang perlombaan burung di DIY. Hal tersebut selaras dengan Hamemayu Hayuning Bawono dengan memanfaatkan potensi alam yang ada dan mengembalikan potensi tersebut ke alam.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Iwan Pramana menyampaikan perlombaan merupakan suatu perlombaan yang bergengsi untuk melestarikan budaya Jawa.
“Hal terpenting adalah melestarikan budaya dan fauna lokal, menguatkan kapasitas komunitas penyelenggara dan upaya agar wisata budaya dapat ditingkatkan melalui atraksi seni budaya yang ada dalam kompetisi ini,” katanya.
Kegiatan ini menurutnya juga didukung dengan Dana Keistimewaan (Danais) karena kegiatan tersebut dilakukan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat pula.
Ketua Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) DIY, Ignatius Susriyanta menambahkan sistem perlombaan tersebut digelar dalam empat babak. Dalam perlombaan tersebut yang dinilai antara lain kualitas suara perkutut, dan irama suara tersebut.
“Kualitas suara [perkutut] yang akan dinilai,” katanya. Ajang Diplomasi Pemerhati Pariwisata, Ike Janita Dewi mengatakan burung perkutut merupakan spesies burung yang menjadi simbol persahabatan antara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Kerajaan Siam di Thailand. Hal tersebut, kata dia, merupakan ajang diplomasi kebudayaan antara kedua negara tersebut.
“Budaya tidak hanya diuri-uri tetapi juga berdampak ke kehidupan masyarakat, antara lain dalam bidang pariwisata dan ekonomi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
- Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
- Insiden Rinjani, Kemenpar Tegaskan Pentingnya SOP Pendakian
Advertisement
Advertisement

Pertumbuhan Bakteri Bisa Dijaga dengan Nutrisi yang Tepat
Advertisement
Advertisement
Advertisement