Advertisement

Mahasiswa UKDW Raih Juara 1 Nasional Kategori Video Inklusi di Temu Inklusi 2025

Media Digital
Kamis, 04 September 2025 - 13:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Mahasiswa UKDW Raih Juara 1 Nasional Kategori Video Inklusi di Temu Inklusi 2025 Dua mahasiswi Program Studi Desain Produk UKDW angkatan 2022, Vanessa Alvenia dan Shania Agustine, berhasil meraih Juara 1 Kategori Video Inklusi dalam ajang Temu Inklusi Nasional ke/6 yang digelar di Cirebon, Jawa Barat.

Advertisement

JOGJA—Mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta kembali mengukir prestasi gemilang di kancah nasional. Dua mahasiswi Program Studi Desain Produk UKDW angkatan 2022, Vanessa Alvenia dan Shania Agustine, berhasil meraih Juara 1 Kategori Video Inklusi dalam ajang Temu Inklusi Nasional ke-6 yang digelar di Cirebon, Jawa Barat.


Kompetisi ini merupakan bagian dari rangkaian acara Temu Inklusi, yang diinisiasi oleh Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia dengan dukungan berbagai organisasi gerakan difabel, organisasi masyarakat sipil, mitra pembangunan dan pemerintah.

Advertisement

BACA JUGA: Deflasi Jogja Lebih Dalam Daripada Jateng, Ini Penyebabnya


Tahun ini, Temu Inklusi mengusung tema “Komitmen, Sinergi, Aksi, dan Inovasi Kebhinekaan untuk Indonesia Emas 2045”. Forum ini menjadi ruang strategis bagi para pemangku kepentingan—termasuk komunitas difabel, akademisi, pemerintah, dunia usaha, dan media—untuk berbagi praktik baik, membangun sinergi, serta merumuskan solusi inklusif bagi masa depan Indonesia.


Karya Inspiratif Bertajuk “Melihat Dunia dari Dua Sisi”

Dalam kompetisi tersebut, Vanessa dan Shania mengangkat karya video berjudul “Melihat Dunia dari Dua Sisi”, yang mengajak penonton untuk melihat kehidupan dari dua perspektif—masyarakat umum dan teman-teman difabel. Video ini menekankan bahwa inklusi bukanlah bentuk belas kasihan, melainkan bagian dari hak asasi manusia yang wajib dihormati.


Terinspirasi dari lagu “Both Sides Now” karya Joni Mitchell, karya ini mengangkat kisah Pak Sabari, seorang penyandang low vision yang menjalani kehidupan dengan kemandirian tinggi, aktif berolahraga, menggunakan teknologi seperti TalkBack pada ponsel, serta menikmati aktivitas sehari-hari secara setara dengan masyarakat lainnya. Cerita ini menggambarkan bahwa keterbatasan penglihatan tidak menghalangi seseorang untuk menjalani hidup secara utuh dan mandiri.


Pak Sabari sebelumnya dikenal oleh Vanesa dan Shania ketika sedang melakukan perancangan produk pada perkuliahan Studio Desain Produk Inklusif, salah satu kekuatan khas dari kurikulum Prodi Desain Produk UKDW. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diajak untuk merancang solusi nyata bersama teman difabel.


Vanesa dan Shania terlibat dalam projek perancangan produk inklusif disabilitas untuk implementasi pembuatan eco enzyme. Melalui kolaborasi dengan Pak Sabari, Vanessa dan Shania tak hanya menghasilkan karya video, tetapi juga alat bantu takar air untuk teman netra sebagai bagian dari implementasi desain inklusif.


Winta Adhitia Guspara, S.T., M.Sn., Koordinator Laboratorium Desain Inklusif UKDW, menyampaikan rasa bangga dan apresiasi yang tinggi atas pencapaian yang diraih oleh kedua mahasiswinya. “Kami sangat bangga atas prestasi Vanessa dan Shania. Ini merupakan bukti bahwa pendekatan pembelajaran yang kolaboratif dan berbasis empati mampu menghasilkan karya nyata yang berdampak luas,” ujarnya.


Winta juga menjelaskan bahwa sejak tahun 2014, Prodi Desain Produk UKDW telah membentuk Laboratorium Ergonomi dan Desain Inklusif, serta menyelenggarakan perkuliahan studio Desain Produk Inklusif sebagai wadah anak muda peduli inklusif disabilitas. Bersama teman difabel, baik perseorangan, komunitas, LSM, dan kelembagaan seperti sekolah, Desain Produk UKDW telah menghasilkan produk-produk keseharian yang digunakan oleh teman difabel, permainan edukatif untuk pembelajaran, serta alat bantu. Inisiatif ini mencerminkan semangat kampus dalam membangun pendidikan yang transformatif dan berkeadilan sosial.


Prestasi Vanessa dan Shania menunjukkan bahwa mahasiswa UKDW tidak hanya memiliki kompetensi kreatif dan inovatif, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap isu-isu isu-isu keberagaman, kesetaraan, dan kemanusiaan.


“Melalui karya ini, kami belajar bahwa melihat tidak selalu butuh mata—kadang hanya perlu hati. Inklusi bukan belas kasihan, tapi pengakuan atas hak setiap manusia untuk hidup setara,” ungkap Vanessa.


Dengan keterlibatan langsung teman difabel dalam proses desain, diharapkan akan tumbuh lebih banyak generasi muda yang tergerak untuk terlibat aktif dalam menciptakan dunia yang inklusif. Program Studi Desain Produk UKDW berkomitmen untuk terus mendampingi mahasiswa dalam menghasilkan karya nyata yang berdampak sosial tinggi. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Kafe Unik di Jogja, Dongeng Kopi Jadi Edukasi Biji Kopi

Kafe Unik di Jogja, Dongeng Kopi Jadi Edukasi Biji Kopi

Jogja
| Minggu, 07 September 2025, 08:27 WIB

Advertisement

Makanan Pendamping ASI dan Buah Terbaik untuk MPASI

Makanan Pendamping ASI dan Buah Terbaik untuk MPASI

Lifestyle
| Sabtu, 06 September 2025, 21:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement