Advertisement
Bupati Bantul Lepas Ekspor Produk Kerajinan KPM ke Amerika

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meresmikan pelepasan ekspor produk kerajinan karya keluarga penerima manfaat (KPM) hasil kolaborasi Kementerian Sosial bersama PT Out of Asia, Selasa (9/9/2025).
Produk anyaman enceng gondok dan kerajinan lain itu dikirim ke Amerika Serikat sebagai langkah awal pemberdayaan ekonomi warga.
Advertisement
Abdul Halim menjelaskan, program ini merupakan bentuk inovasi pengentasan kemiskinan dengan melibatkan KPM, khususnya penerima bantuan sosial seperti PKH, BPNT, hingga BLT. Mereka diberi keterampilan, pelatihan, serta bahan baku untuk memproduksi kerajinan sesuai standar ekspor.
BACA JUGA: Mantan Kadinkes Karanganyar, Bidan Purwati Didakwa Pasal Berlapis
“Bantul ini kan pusat pengembangan ekonomi kreatif. Maka Kementerian Sosial mencoba mengentaskan kemiskinan melalui kolaborasi dengan eksportir, salah satunya PT Out of Asia. KPM-KPM akan diberi keterampilan, bahan baku, dan mengikuti SOP produksi dengan standar kualitas ekspor,” ujar Abdul Halim Selasa (9/9/2025).
Menurutnya, pemerintah daerah berperan penting dalam memfasilitasi program ini. Mulai dari mengidentifikasi KPM yang potensial hingga menyiapkan bahan baku seperti pelepah pisang. Pemkab juga akan menyediakan gudang sebagai pusat konsolidasi produk sebelum dikirim ke luar negeri.
“PT Out of Asia berkomitmen sebagai off taker, sementara pemerintah daerah membina KPM dan menyediakan ruang pergudangan. Kolaborasi inilah yang akan membuat kita bisa maju. Sebab eksportir tentu sulit mengonsolidasi warga dan bahan baku, sedangkan pemerintah bukan bidangnya untuk ekspor,” ujarnya.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang turut hadir menekankan pentingnya menjaga kualitas produk sebelum dikirim ke luar negeri. Menurutnya, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam ekspor, yakni mutu produk, ketepatan jumlah, dan ketepatan waktu pengiriman.
“Quality control itu nomor satu. Produk harus benar-benar memenuhi standar. Kalau tidak, bisa dikembalikan dan tentu merugikan. Jumlah juga harus sesuai, begitu pula waktunya. Kalau terlambat, ada penalti,” ujar Saifullah Yusuf.
Ia menambahkan, kerja sama ini menjadi kesempatan pertama bagi KPM untuk menembus pasar ekspor. Jika berhasil, bukan tidak mungkin permintaan dari negara lain akan semakin banyak. Produk-produk kerajinan dari anyaman enceng gondok yang selama ini dianggap sampah kini justru memiliki nilai ekonomi tinggi.
“Mulai hari ini KPM yang selama ini dibina bekerja sama dengan PT Out of Asia bisa mengekspor produk kerajinan berupa tempat sampah dan berbagai anyaman enceng gondok. Ini sangat bermanfaat, apalagi bahan baku yang tadinya terbuang bisa bernilai. Program PKH dan pemberdayaan Kemensos akhirnya bisa menghasilkan ekspor yang cukup besar selama lima bulan terakhir,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Empat Kuliner Jepang yang Jadi Buruan Wisatawan Dunia
- Gen Z Dorong Tren Wisata 2025, Kuala Lumpur dan Bangkok Jadi Favorit
- Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement
Jadwal Layanan Perpanjangan SIM di Kulonprogo 13 September 2025
Advertisement

Jangan Sepelekan Kebiasaan yang Diam-diam Tingkatkan Hipertensi
Advertisement
Advertisement
Advertisement