Advertisement
Strategi Dosen UII Ciptakan Wirausaha Desa Tangguh Berbasis Sekolah Perempuan

Advertisement
SLEMAN–Di lereng Merapi, geliat wirausaha perempuan desa kian terasa. Melalui Sekolah Perempuan dan teknologi pasca panen, ibu-ibu desa kini bertransformasi menjadi juragan baru yang mampu mengangkat ekonomi keluarga sekaligus desa.
Desa Purwobinangun, Sleman, Yogyakarta, sejak lama dikenal sebagai sentra peternakan sapi perah. Setiap harinya, para peternak menghasilkan 100–200 liter susu segar. Namun potensi hasil ternak tersebut masih dominan dijual ke para pengepul tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga tidak memiliki nilai tambah.
Advertisement
Selain itu, Desa Purwobinangun sendiri memiliki proporsi mayoritas penduduk desa adalah perempuan yaitu 50.4 % dari total 9620 penduduk. Sebagian besar berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 1507 orang. Hingga saat ini peran perempuan dalam memanfaatkan potensi desa belum optimal.
BACA JUGA: Ada 14 Ribu Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak hingga Awal Juli 2025
Melalui program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang diketuai oleh Arif Fajar Wibisono dosen jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomi UII, dengan judul Pengembangan Ekosistem Kewirausahaan Desa Berbasis Sekolah Perempuan dan Teknologi Produksi Pasca Panen, yang didanai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi pada tahun 2025 serta pendampingan pihak kampus melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UII, mampu memberdayakan perempuan produktif sehingga mendorong terciptanya peningkatan ekonomi warga yang selama ini terhambat dikarenakan rendahnya pengetahuan dan pemahaman teknologi pengolahan hasil pasca panen dan tata kelola bisnis peternakan.
Pengembangan potensi Desa Purwobinangun khususnya pengelolaan hasil pasca panen memiliki beberapa kendala. Menurut arif, salah kendalanya yaitu tidak adanya kelembagaan lokal khususnya perempuan desa yang dapat mengembangkan bisnis ternak dengan baik melalui inovasi hasil pasca panen yang diproduksi.
Melalui program pengabdian ini mampu melembagakan sekolah perempuan tani dengan kurikulum yang jelas dan terukur sehingga mampu memberdayakan para perempuan tani agar memiliki kapasitas dan kompetensi mengelola produksi hasil pasca panen peternak dengan tata kelola usaha yang benar dan tepat.
Adanya kelembagaan nonformal yang terbentuk diharapkan perencanaan, pelaksanakan dan evaluasi kegiatan menjadi lebih terstruktur, sehingga semua kegiatan pemberdayaan dapat diarahkan dan diawasi dengan lebih baik. Melalui program pengabdian ini diharapkan mampu mengoptimalkan peran perempuan dan meningkatkan pengetahuan perempuan tani dalam mengelola produksi olahan hasil pasca panen para peternak.
Target jangka panjang pengabdian ini menciptakan perempuan yang tangguh dan yang mampu mengolah hasil pasca panen serta mengelola bisnisnya dengan baik sehingga akan berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan keluarga yang mampu mengungkit menuju desa wirausaha mandiri dan berdaya secara ekonomi di wilayah Sleman Yogyakarta. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Empat Kuliner Jepang yang Jadi Buruan Wisatawan Dunia
- Gen Z Dorong Tren Wisata 2025, Kuala Lumpur dan Bangkok Jadi Favorit
- Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement

Terbakar di 2024, Perbaikan Pasar Trowono Gunungkidul Telan Rp515 Juta
Advertisement

Anak Muda Rentan Diabetes, Dokter Ingatkan Bahaya Minuman Manis
Advertisement
Advertisement
Advertisement