Advertisement

Aksi Sosial Kolaborasi Semarakkan Penutupan Peringatan 13 Tahun UUK DIY

Media Digital
Sabtu, 13 September 2025 - 22:07 WIB
Maya Herawati
Aksi Sosial Kolaborasi Semarakkan Penutupan Peringatan 13 Tahun UUK DIY Suasana penutupan rangkaian peringatan hari jadi UUK ke 13 tahun yang digelar di Lapangan Kalurahan Pleret, Bantul, Sabtu (13/9/2025). - Harian Jogja - Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL–Rangkaian peringatan 13 tahun Undang-Undang Keistimewaan (UUK) DIY ditutup di Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, Sabtu (13/9/2025).

Acara penutupan dengan rangkaian agenda selama 30 hari ini menghadirkan beragam kegiatan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, pemerintah, hingga generasi muda dengan fokus pada kolaborasi dan aksi sosial.

Pemilihan Pleret sebagai lokasi penutupan yang disertai dengan agenda budaya, pameran UMKM, doa kebangsaan, bakti sosial, dan pemeriksaan kesehatan gratis bukan tanpa alasan. Wilayah ini dipilih lantaran merupakan titik awal sejarah Mataram Islam yang juga sejalan dengan tema hari jadi UUK yakni "Mupakara Gunita Prasanti Loka" atau tekad bersama untuk memelihara kebudayaan dan menjaga ketenteraman serta kesejahteraan masyarakat.

Advertisement

Pagi harinya acara dimulai dengan senam sehat, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan dan skrining jiwa di pendopo kalurahan Pleret. Stan UMKM dengan ragam produk bantuan Dana Keistimewaan juga ditampilkan di lapangan Kalurahan Pleret, baik itu kerajinan tangan, fesyen, kuliner, dan turunannya.

Beragam aksi budaya dari Kapanewon Pleret dan lainnya juga tampil dalam rangkaian penutupan ini. Gelaran karawitan dari sejumlah sekolah disuguhkan kepada para pengunjung. Kemudian ada pula tari-tarian dan musik yang menghibur warga masyarakat sejak sore sampai malam harinya.

BACA JUGA: Banjir Bali Renggut 17 Nyawa, Kerusakan Meluas ke Empat Kabupaten

PMI bersama TNI-Polri dan warga juga dilibatkan dalam aksi donor darah dengan target 100 kantong. Sore harinya acara beranjak pada skrining balita, ibu hamil, hingga lansia. Layanan ini meliputi pemeriksaan tensi, pengukuran berat-tinggi badan, pemeriksaan gula darah, dan riwayat penyakit.

Panitia juga menyalurkan 100 paket sembako berisi beras, gula, minyak, teh, dan biskuit untuk warga lansia di Pleret. Pasar murah digelar dengan harga terjangkau, antara lain 200 kilogram bawang putih, 100 kilogram bawang merah, 26 kilogram bawang bombai, 10 kilogram cabai, 1 ton beras, serta 1 ton minyak goreng. Dari sisi pemberdayaan, Paniradya Kaistimewan membagikan 300 bibit ikan lele kepada pembudidaya.

Malam harinya, acara diisi dengan doa kebangsaan dengan melibatkan sejumlah pemuka agama. Para rohaniawan memohon agar keistimewaan DIY bisa sejalan dengan cita-cita kemerdekaan republik yang mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Keistimewaan DIY juga diharapkan tidak hanya menjadi regulasi, tetapi juga menjadi fondasi yang kuat untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dan penuh kedamaian bagi seluruh warganya.

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Urusan Keistimewaan Paniradya Keistimewan, Tri Agus Nugroho, mengatakan total ada sebanyak 301 kegiatan selama 30 hari penyelenggaraan yang telah digelar tersebar di kabupaten/kota sampai dengan kalurahan. Pada penutupan ini pihaknya menggandeng 21 OPD/kalurahan untuk ikut serta terlibat dan memberikan dampak langsung ke masyarakat.

"Bentuk kolaborasi lintas sektor ini memperlihatkan bahwa Penutupan Rangkaian Peringatan 13 Tahun UUK DIY bukan sekadar acara seremonial, melainkan ajang sinergi nyata. Lintas OPD menunjukkan hasil, potensi, dan layanan keistimewaan bagi masyarakat. Kolaborasi ini menjadi fondasi penting dalam mengawal keberlanjutan keistimewaan Jogja," ujarnya.

Pelaksana Tugas Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Setda DIY, Aris Eko Nugroho, menyampaikan kegiatan ini merupakan wujud nyata dari semangat inklusif keistimewaan, di mana semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali dapat merasakan manfaatnya. "Layanan kesehatan dan bakti sosial ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ungkap Aris.

Aris menekankan bahwa pelaksanaan keistimewaan ke depannya harus semakin inklusif, adaptif, dan berdampak nyata. Inklusif artinya melibatkan semua lapisan masyarakat. "Adaptif yakni mampu merespons dinamika sosial, ekonomi, dan budaya yang terus berubah dan berdampak nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat tanpa meninggalkan akar budayanya," jelasnya.

Penutupan rangkaian peringatan 13 tahun UUK DIY di Pleret ini menjadi ajang sinergi nyata dari sejumlah OPD dan elemen masyarakat. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi fondasi penting dalam mengawal keberlanjutan keistimewaan Jogja, menunjukkan bahwa semangat kebersamaan adalah kunci untuk memajukan daerah. (Advertorial)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini Minggu 14 September 2025

Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini Minggu 14 September 2025

Jogja
| Minggu, 14 September 2025, 00:47 WIB

Advertisement

Jepang Segera Berlakukan Tilang untuk Pelanggaran Aktivitas Bersepeda

Jepang Segera Berlakukan Tilang untuk Pelanggaran Aktivitas Bersepeda

Lifestyle
| Sabtu, 13 September 2025, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement