Advertisement
KPID DIY dan UPN Veteran Yogyakarta Bahas Konten Lokal di Rimba Digital

Advertisement
JOGJA—Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta mendapatkan wawasan strategi komunikasi dalam menghadapi arus konten global melalui acara talkshow “Kanthi Pawiyatan Goes to UPN Veteran Yogyakarta.
Acara yang dimotori oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY digelar di Ruang Seminar Lt. 4 Gedung Agus Salim, FISIP UPNV Yogyakarta, Senin (15/9/2025) pagi.
Advertisement
Ketua KPID DIY, Hazwan Iskandar Jaya, menyampaikan bahwa seminar ini merupakan langkah KPID DIY sebagai regulator penyiaran untuk membangun ekosistem penyiaran yang sehat. Menurutnya, pembangunan ekosistem tersebut membutuhkan keterlibatan berbagai pihak, termasuk dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi.
“Kami berharap mahasiswa mampu mengelola sekaligus mengonsumsi informasi dengan bijak, sehingga tidak mudah terjebak pada arus hoaks, misinformasi, disinformasi, maupun malinformasi. Harapan kami, transformasi digital benar-benar dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat,” ujarnya.
Mengusung tema Siasat Konten Lokal di Rimba Digital: Strategi Rebut Hati Audiens di Tengah Serbuan Global, talkshow ini menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, yakni Panji Dwi Ashrianto, M.I.Kom. (Dosen Ilmu Komunikasi UPNV Yogyakarta), Noviati Roficoh, S.I.Kom. (Komisioner Bidang Pengembangan Kebijakan dan Sistem Penyiaran KPID DIY), dan Ulil Albab, S.E, M.M. (Account Officer BPD DIY).
Dr. Susanta, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UPN Veteran Yogyakarta mengatakan kegiatan ini menjadi wujud komitmen bersama untuk mengembangkan dan memperkuat sektor penyiaran.
BACA JUGA: Sultan Berharap Pengembang Jalan Utara-Selatan Maksimalkan Potensi Pansela
“Kerja sama ini dapat meningkatkan kegiatan akademik di UPN Veteran Yogyakarta khususnya jurusan ilmu komunikasi. Kemudian memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan dosen untuk terlibat langsung dalam riset dan pengembangan media dan penyiaran. Melalui kegiatan ini, kita berharap dapat menciptakan lebih banyak kesempatan untuk meningkatkan kompetensi budaya manusia melalui berbagai pelatihan dan program yang beragam,” katanya.
Acara ini lahir dari kebutuhan mahasiswa komunikasi untuk memahami tantangan konten lokal di tengah derasnya arus informasi global. Menurut panitia, mahasiswa perlu dibekali strategi komunikasi yang tidak hanya membuat mereka menjadi penonton, tetapi juga agen yang mampu membangun narasi positif dan relevan bagi bangsa.
Dalam sesi talkshow, narasumber membahas beberapa isu penting, termasuk paradoks regulasi penyiaran yang sering tidak selaras dengan dinamika digital, strategi integrasi media konvensional dan digital, serta peran konten lokal dalam membangun identitas dan opini publik.
Noviati Roficoh menekankan pentingnya peran regulator di tingkat lokal untuk menghadapi disrupsi media, sementara Ulil Albab berbagi strategi perbankan dalam menyosialisasikan layanan mobile banking melalui kombinasi media lama dan baru.
Sementara itu, Panji Dwi Ashrianto mendorong mahasiswa untuk melihat pergeseran ekosistem media dari perspektif strategis dan bela negara.
Talkshow yang berlangsung pukul 09.00–11.00 WIB ini diharapkan mampu membekali mahasiswa dengan pemahaman kritis dan strategi komunikasi yang aplikatif untuk memasuki dunia industri komunikasi, sekaligus menjaga eksistensi konten lokal di tengah serbuan konten global.
Salah satu peserta acara, Deswita Widi Astuti, Mahasiswa Semester 5 Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta mengatakan banyak belajar tentang perbedaan media konvensional dan digital. “Awalnya saya hanya fokus pada media digital, tapi ternyata media konvensional juga memiliki banyak kelebihan, terutama dalam penyajian berita yang lebih terverifikasi. Ada peran gatekeeper yang memastikan berita ditulis dengan benar,” ungkapnya.
Menurut Tita, perbedaan itu kontras dengan media digital yang kerap diwarnai penyebaran hoaks dan konten palsu demi mengejar klik serta keuntungan finansial. Ia menambahkan, seminar ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk memahami perkembangan media di Indonesia. “Sebagai anak komunikasi, kegiatan ini sangat membantu saya mempelajari dunia media, baik konvensional maupun digital,” kata Tita. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Empat Kuliner Jepang yang Jadi Buruan Wisatawan Dunia
- Gen Z Dorong Tren Wisata 2025, Kuala Lumpur dan Bangkok Jadi Favorit
- Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement

Jaga Tren Penurunan Angka Kemiskinan, Pemkab Sleman Genjot Program Terpadu
Advertisement

Hasil Riset, Alasan Orang Indonesia Lebih Suka Belanja Online di E-Commerce
Advertisement
Advertisement
Advertisement