Advertisement
USD Dampingi Wisata Edukasi Gerabah Panjangrejo

Advertisement
Dosen dan Mahasiswa USD Dampingi Pengembangan Wisata Edukasi untuk Kemandirian Ekonomi di Kalurahan Panjangrejo Kapanewon Pundong Bantul
BANTUL—Mengembangkan potensi lokal sebagai penggerak ekonomi masyarakat menjadi fokus utama dalam kegiatan pengembangan wisata edukasi ini. Melalui serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis potensi lokal guna mencapai kemandirian ekonomi. Tim peneliti dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang dipimpin oleh Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M. sebagai ketua, dan beranggotakan Maria Angela Diva Vilaningrum Wadyatenti, M.Sc. serta Thomas Wahyu Prabowo Mukti, M.Pd., berupaya membantu masyarakat di Desa Wisata Panjangrejo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Masyarakat di desa ini memiliki keterampilan membuat kerajinan gerabah yang berperan penting dalam membesarkan nama desa sebagai destinasi wisata penghasil gerabah. Untuk mengelola desa wisata ini, dibentuklah kelompok bernama Kelompok Sadar Wisata Rejo Nyawiji pada tahun 2023. Kelompok Sadar Wisata Rejo Nyawiji menjalin kemitraan dengan Universitas Sanata Dharma melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2025. Program ini didanai oleh Hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, Sains, dan Teknologi dengan nomor hibah 122/C3/DT.05.00/PM/2025, 0499.10/LL5-INT/AL/2025, dan 069/LPPM-USD/VI/2025.
Advertisement
Rangkaian kegiatan pengabdian ini dirancang dalam beberapa tahapan, dimulai dari sosialisasi yang bertujuan untuk menyamakan persepsi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi dari desa. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD). FGD ini berfungsi sebagai wadah untuk menggali ide dan merumuskan konsep produk wisata edukasi yang sesuai dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat setempat dengan saran serta masukan dari tim peneliti. Tahap berikutnya adalah penyuluhan yang berfokus pada perancangan paket wisata edukasi. Kegiatan ini diperkaya dengan workshop pembuatan konten pemasaran digital yang bertujuan membekali masyarakat dengan keterampilan promosi secara kreatif dan efektif. Rangkaian kegiatan ini diarahkan pada penciptaan paket wisata yang siap ditawarkan kepada pengunjung, kemudian dikemas dalam bentuk poster promosi yang menarik, informatif, dan mudah dipahami.
BACA JUGA: Catat Rangkaian Kegiatan Menarik Selama HUT ke-74 Pemkab Kulonprogo
Puncak dari kegiatan ini adalah Fam Trip (Familiarization Trip) yang menjadi sebuah simulasi bagi pengelola desa wisata agar mampu merasakan bagaimana memandu wisatawan yang berkunjung untuk menikmati paket wisata yang ditawarkan. Paket wisata tersebut memiliki beragam kegiatan seperti berwisata alam pegunungan dan sawah, mengunjungi pengrajin gerabah, membuat serta menghiasi gerabah yang dibuat sendiri oleh wisatawan, dan juga terdapat hidangan lokal seperti mie pentil serta wedang uwuh. Selain itu, gerabah yang telah dibuat dan dihias dapat dijadikan suvenir serta tersedia juga suvenir hasil karya pengrajin yang bisa dibeli oleh pengunjung. Tujuan diadakan Fam Trip supaya pengunjung simulasi bisa memberikan kritik dan saran yang membangun dari apa yang dirasakan selama mengikuti rangkaian kegiatan wisata edukasi gerabah tersebut, sehingga bisa menjadi evaluasi bagi Desa Wisata Panjangrejo.
Sebagai bentuk dukungan nyata terdapat penyerahan berbagai peralatan mendasar untuk mendukung kegiatan wisata edukasi berupa alat ukir tanah liat, tanah liat mentah, meja putar, rak display, kursi jongkok kayu, dan meja kecil kayu. Bantuan ini diharapkan dapat menjadi modal awal bagi masyarakat untuk memulai dan mengembangkan usaha wisata edukasi mereka secara mandiri. Pak Waluyo selaku ketua Pokdarwis Rejo Nyawiji, mengemukakan kegiatan ini sangat memberikan manfaat untuk pengembangan wisata di Desa Wisata Panjangrejo termasuk pemberian alat-alat yang mendukung wisata edukasi yang diharapkan mampu semakin mengembangkan kepariwisataan di Panjangrejo.
Melalui kerja sama yang baik antara akademisi dan masyarakat, program ini diharapkan bisa menjadi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Tujuannya bukan hanya menciptakan destinasi baru, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi, melestarikan kearifan lokal, dan memberdayakan masyarakat sekitar. Vita Yuliatun, Panewu Kapanewon Pundong mengatakan, “Kegiatan pendampingan ini diharapkan berkelanjutan dan dapat semakin berkembang untuk mewujudkan masyarakat yang semakin menuju kemandirian ekonomi.” (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Empat Kuliner Jepang yang Jadi Buruan Wisatawan Dunia
- Gen Z Dorong Tren Wisata 2025, Kuala Lumpur dan Bangkok Jadi Favorit
- Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement