Advertisement

Inovokasia 2025 Jadi Ruang Kreatif Pendidikan Vokasi UGM

Media Digital
Rabu, 24 September 2025 - 14:02 WIB
Maya Herawati
Inovokasia 2025 Jadi Ruang Kreatif Pendidikan Vokasi UGM Suasana Dialog Publik dalam Inovokasia 2025 yang diselenggarakan Sekolah Vokasi UGM di Gedung TILC UGM, Selasa (23/9 - 2025).Harian Jogja // Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Inovokasia 2025 dengan mengusung tema Creative Sustainability. Acara ini menghadirkan pameran inovasi, Career Days, lokakarya, dan dialog publik untuk memperkuat peran vokasi di masa depan.

Lewat program ini, SV UGM dan Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM ingin menciptakan ruang eksperimen dan kolaborasi bagi peserta didik vokasi dalam merespons isu-isu nyata melalui pendekatan transdisipliner dan lintas sektor.
Tema Creative Sustainability Inovokasia 2025 berfokus pada keberlanjutan tidak hanya sebagai visi masa depan, tetapi sebagai pola pikir dan prinsip kerja yang diterapkan sejak saat ini. Tema ini diterjemahkan ke dalam berbagai aktivitas yang memadukan keahlian vokasional dengan kreativitas serta pemberdayaan komunitas.

Advertisement

"Kami sudah menjalankan kegiatan Inovokasia, yang isinya adalah pameran inovasi dan juga Career Days, ditutup dengan talk show hari ini," terang Dekan Sekolah Vokasi UGM, Prof Agus Maryono pada Selasa (23/9/2025) malam di Gedung TILC SV UGM.

Secara umum ada empat aktivitas utama di Inovokasia 2025. Pertama ada SV Career Days #5 yang merupakan bursa kerja tahunan yang digelar SV UGM. Tahun ini, SV Career Days diikuti oleh 34 perusahaan dan dihadiri ribuan peserta.

BACA JUGA: Siap-siap! Warga Bantul Harus Kelola Sampah Organik Mandiri

"Jadi dua hari kami sudah menjalankan [Inovokasia] dan alhamdulillah pengunjungnya sekitar 3.000-an, saya sore tadi sempat menyempatkan diri untuk mengikuti dan saya menemui beberapa industri peserta yang menyatakan sangat puas karena banyak mahasiswa yang hadir dan mencari kesempatan untuk magang dan sebagainya," ungkapnya.

Agus menjelaskan SV UGM selalu menyelenggarakan Career Days sebanyak dua kali dalam satu tahun. Langkah ini diambil untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa SV UGM maupun mahasiswa lainnya bahkan untuk pelajar SMK/SMA untuk mencari peluang karir di bidang vokasional.

"Dengan demikian kami harapkan supaya semaksimal mungkin generasi muda mendapatkan tempat yang mereka idam-idamkan untuk bekerja ke depan," ujarnya.

Dengan Career Days dan segala kegiatan yang diinisiasi SV UGM, waktu tunggu lulusan SV UGM untuk mendapatkan pekerjaan berkisar pada tiga setengah bulan. Bahkan, Agus bilang ada sebanyak 46% mahasiswa SV UGM yang bekerja sebelum dinyatakan lulus.

Kedua, Inovokasia 2025 juga menggelar Pameran Inovasi Vokasi. Kegiatan ini merupakan pameran yang menampilkan produk-produk inovasi hasil satuan pendidikan vokasi dari tingkat SMK sampai perguruan tinggi. Kegiatan ini direncanakan akan melibatkan satuan pendidikan vokasi dari berbagai daerah dengan menghadirkan 30 produk inovasi unggulan.

Pada agenda selanjutnya, Inovokasia menggelar Lokakarya Inovokasia (workshop) yang merupakan wadah pengembangan diri bagi pelajar, mahasiswa vokasi, maupun masyarakat umum. Lokakarya ini dirancang untuk memperluas wawasan dan keterampilan melalui pembahasan topik-topik tertentu secara interaktif dan aplikatif. Pada penyelenggaraan tahun ini, Inovokasia menghadirkan tiga lokakarya dengan tema yang beragam.

Terakhir, Inovokasia 2025 juga menghadirkan Dialog Publik. Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah bertukar gagasan antara akademisi, industri, pemerintah dan komunitas untuk merumuskan strategi pengembangan vokasi yang kreatif, berdaya saing dan berkelanjutan. Kegiatan ini dihadiri Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Kemendiktisaintek RI, Yudi Darma.

Harapan Agus dengan Inovokasia yang mengedepankan inovasi dan kerja interdisipliner, berbagai pihak dapat mendapatkan wawasan yang baik mengenai bidang vokasional.

Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Kemendiktisaintek RI, Yudi Darma mengaku terkesan atas kegiatan Inovokasia 2025 yang digelar. Yudi sempat membahas banyaknya partisipan yang hadir dalam Inovokasia 2025. Menurutnya, angka itu menunjukkan bagaimana ketertarikan generasi muda akan bidang vokasional saat ini.

"Itu wujud dari ketertarikan, minat khalayak baik itu mahasiswa, mitra industri, pengajar maupun akademisi hingga SMK," ungkapnya.

Antusiasme para partisipan di Inovokasia kata Yudi seolah menggambarkan bahwa vokasi telah menjadi harapan baru saat ini. "Ini merupakan bukti bahwa vokasi itu sudah jadi harapan baru di masyarakat," katanya.

Sekda DIY Soroti Aspek Berkelanjutan

Sekda DIY, Ni Made Dwi Panti Indrayanti yang hadir dalam Dialog Publik Inovokasia 2025 mengatakan jika berbicara pada aspek berkelanjutan, kadang kala orang-orang kata Made hanya terfokus pada aspek teknis. Seperti bagaimana mengurangi dampak, bagaimana membuat efisien sumber daya, bagaimana menyesuaikan standar namun tanpa disertai kreativitas.

"Keberlanjutan akan berhenti pada kepatuhan, tidak berkembang menjadi pembaharuan. Sebaliknya, kreativitas tanpa keberlanjutan sering berujung pada inovasi yang rapuh, cepat usang dan gagal memberikan makna jangka panjang. Di sinilah letak tantangannya," ungkapnya.

Semua pihak saat ini kata Made tengah mencari titik temu antara kreativitas dan keberlanjutan. Menurutnya titik temu ini tidak akan ditemukan di satu sektor melainkan di ruang pertemuan lintas sektor.

"Jadi alhamdulillah, untuk vokasi ini sudah banyak kejuruannya. Ilmu terapannya tidak hanya satu-dua tapi sudah lumayan bisa menjadi pilihan-pilihan," katanya.

Lebih lanjut Made berpendapat jika pendidikan vokasi, industri, pemerintah dan komunitas masing-masing membawa perspektif dan kepentingannya. Kata Made bukan soal siapa yang paling menonjol, tetapi sejauh mana kesediaan elemen-elemen tadi membangun common ground.

"Berangkat dari pemahaman itulah. Kami Pemda DIY menyambut baik diselenggarakan forum ini. Dialog Publik ini memberikan kesempatan kepada kita tentang di mana dan bagaimana posisi kita selama ini. Apakah kita sudah berani membicarakan kebutuhan industri masa depan tanpa terjebak pada pola pikir yang lama," ujarnya.

"Apakah kita mampu menempatkan vokasi bukan sekadar sebagai penyuplai tenaga kerja, melainkan sebagai sumber gagasan segar bagi pembangunan berkelanjutan," tegasnya. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Kuasa Hukum Mbah Tupon: Banyak Informasi Keliru, Kami akan Ajukan Hak Jawab

Kuasa Hukum Mbah Tupon: Banyak Informasi Keliru, Kami akan Ajukan Hak Jawab

Bantul
| Rabu, 24 September 2025, 16:07 WIB

Advertisement

Ini Makanan dan Minuman yang Bisa Redakan Keracunan

Ini Makanan dan Minuman yang Bisa Redakan Keracunan

Lifestyle
| Rabu, 24 September 2025, 14:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement