Advertisement
PODCAST SRAWUNG DIGITAL Masyarakat Harus Bijak Manfaatkan Digitalisasi

Advertisement
JOGJA—Dunia memasuki era banjir informasi. Melalui sosial media, berbagai macam informasi dari berbagai belahan dunia datang dengan mudah. Dalam kondisi ini, masyarakat harus lebih bijak menyaring informasi dan memanfaatkan digitalisasi untuk menjadi peluang.
Hal ini diperbincangkan dalam Podcast Srawung Digital: Srawung Sehat di Dunia Maya yang disiarkan di Youtube Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY dan Harian Jogja, Kamis (25/9). Anggota DPRD DIY, R. Stevanus Christian Handoko dan Kepala Diskominfo DIY, Hari Edi Tri Wahyu Nugroho, menjadi narasumber dalam podcast ini.
Advertisement
“Sekarang kita bisa tahu apa yang terjadi di Jakarta dan bandung. Informasinya sangat deras. Untuk memilah ada keterbatasan, itu bisa mengganggu kesehatan mental pengguna sosial media,” ujar Stevanus.
Dia berharap masyarakat, terutama generasi muda, bisa lebih selektif dalam memilah informasi yang beredar. “Apa yang ada di media sosial tidak boleh dianggap 100 persen benar. Kita harus bisa menyaring informasi di sosial media,” katanya.
Wahyu Nugroho menuturkan deras informasi yang beredar seringkali lepas dari konteks. “Kita tidak tahu bagaimana kejadian sebenarnya dan apa yang melatarbelakanginya. Berdasarkan penelitian, lebih dari 50% pengguna media sosial hanya meneruskan informasi yang diterima tanpa ada proses penyaringan.
Untuk menangkal hoaks, Diskominfo DIY dan instansi pemerintahan lainnya memiliki konten klarifikasi. “Kami juga bekerja sama dengan komunitas misalnya Mafindo. Kami memiliki ada kanal memverifikasi disinformasi,” katanya.
BACA JUGA: Kasus Keracunan Meluas, BGN Tutup SPPG Melanggar SOP
Diskominfo DIY juga memiliki kegiatan Jogja Bijak Bermedsos dan Diseminasi Konten Positif. Dua program ini dijalankan setiap tahun. “Audiensnya macam-macam, ada pelajar, mahasiswa, sampai ibu-ibu dasawisma. Tidak semua lapisan bisa terliterasi, tapi mereka bisa getok tular ke teman-teman lainnya hasil dari mengikuti literasi digital itu,” paparnya.
Ia mendorong agar masyarakat saat ini juga bisa memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sebagai peluang ekonomi. “Informasi juga punya peluang ekonomi. Salah satu KIM [kelompok informasi masyarakat] di Gunungkidul menggunakan akun media sosial untuk mendapatkan pemasukan,” katanya
Senada dengan hal tersebut, Stevanus juga menyampaikan di sektor ekonomi, tanpa transformasi digital, masyarakat akan sulit bersaing. Pemanfaatan big data dalam ranah ekonomi termasuk ekspor bisa memberi solusi pada persoalan yang dihadapi.
“Kemarin heboh dengan tarif yang diterapkan Trump, untuk ekspor barang kecil terlalu tinggi. Tapi kalau kita punya big data, informasi yang lebih akurat tentang pangsa pasar di luar kita tidak perlu pusing. Kita bisa beralih ke wilayah lain dengan produk seesuai. Itu yang harapan kami pemerintah hadir mengelola potensi yang kita miliki di-matchkan ke market yang ada,” ungkapnya. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Raja Ampat Jadi Andalan Promosi Wisata Indonesia ke Mancanegara
- Empat Kuliner Jepang yang Jadi Buruan Wisatawan Dunia
- Gen Z Dorong Tren Wisata 2025, Kuala Lumpur dan Bangkok Jadi Favorit
- Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
Advertisement

JIBB 2025: Gaungkan Spirit Pelestarian Batik lewat Dunia Pendidikan
Advertisement

Cara Memahami Arti Tangisan Bayi Menurut Dokter Anak
Advertisement
Advertisement
Advertisement