Advertisement

Dosen UKDW Dampingi Difabel Imogiri, Produksi Batik dan Kerajinan

Media Digital
Senin, 06 Oktober 2025 - 09:12 WIB
Sunartono
Dosen UKDW Dampingi Difabel Imogiri, Produksi Batik dan Kerajinan Tim pengabdi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). - Istimewa.

Advertisement

JOGJA—Lembaga Kesejahteraan Sosial Sahabat Pemerhati Difabel (LKS SAPADIFA) merupakan Lembaga sosial yang berfokus kepada layanan difabel dan ODGJ di daerah Kapanewon Imogiri karena terdapat banyak warga yang menyandang difabel setelah kejadian gempa 2006.

SAPADIFA Imogiri membantu anggota luar panti untuk mendapatkan layanan dasar kesehatan, advokasi hukum, pelatihan, bersosialisasi, dan lain sebagainya. Berawal dari keprihatinan ini, maka SAPADIFA Imogiri mencoba untuk membantu pemerintah dalam mendapingi masalah difabel di Kapanewon Imogiri dan sekitarnya, sehingga minimal mampu mandiri untuk meraih kesejahteraan.

Advertisement

Kesekretariatan komunitas SAPADIFA berada di Kalurahan Karang Tengah, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Secara geografis, Kalurahan Karang Tengah yang menjadi pusat kegiatan komunitas SAPADIFA berada pada bentang perbukitan dengan tipikalitas desa di daerah Yogyakarta.

Daerah Karang Tengah sebagai desa wisata berlokasi dekat dengan daerah yang terdapat beberapa embung disekitarnya yang terhubungan dengan sungai Oyo dan dekat dengan wisata reliji seperti pemakaman Raja-raja Kasultanan Yogyakarta.

Melalui diskusi awal dengan beberapa anggota dan pengurus komunitas SAPADIFA, didapatkan banyak lapisan permasalahan yang terdapat pada anggota, maka pengabdian kepada masyarakat oleh tim pengabdi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) lebih difokuskan pada:

1) aspek sosial-kemasyarakatan yang fokus pada pengembangan aktualisasi diri, kemandirian, serta interaksi sosial melalui kegiatan produksi dan pemasaran barang kesenian,

2) aspek produksi melalui pengembangan cara kerja yang ergonomis sehingga menghasilkan barang kesenian berupa batik cap dan permainan anak yang memiliki keunikan serta kualitas yang layak bersaing di pasaran.

Berdasar pada permasalahan yang didapatkan dari proses produksi batik cap tersebut, maka dibutuhkan alat serta stasiun kerja yang dapat menunjang kemandirian anggota difabel netra untuk dapat melakukan prosesnya. Alat serta stasiun kerja yang akan di alih teknologikan kepada anggota difabel netra berupa alat tepat guna yang dapat membantu kemudahan dan keselamatan saat melakukan proses penorehan cap batik. Alat tepat guna tersebut merupakan alat yang dikembangkan dari prototipe hasil kerja dosen dan mahasiswa program Studi Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana. Mengenai spesisifikasi dari alat bantu proses penorehan cap batik akan didiskusikan dalam FGD dan workshop yang sudah diagendakan waktunya..

Sebagai langkah awal perencanaan yang partisipatif, tim PkM UKDW mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dan Workshop pada 27 September 2025 yang didampingi oleh Paulus Bawole dan Kristian Ismartaya dari Fakultas Arsitektur dan Dresain. Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk memaparkan temuan FGD, menganalisis kebutuhan pengguna, dan merumuskan arah pendampingan yang tepat sasaran bagi SAPADIFA.   

FGD dilaksanakan dengan melibatkan 32 partisipan, yang terdiri dari pengrajin dan pengurus Komunitas SAPADIFA, perwakilan dari LPPM-UKDW, serta Ketua Unit Layanan Disabilitas UKDW. Metode kualitatif ini dipilih untuk menggali informasi yang mendalam dan kontekstual langsung dari para pengguna.

Pada aspek pemasaran, tantangan yang dihadapi lebih bersifat pengetahuan dan strategis. Seluruh peserta FGD mengaku belum pernah mendapat pelatihan mengenai Business Model Canvas (BMC) maupun brand image. FGD aspek pemasaran didampingi oleh Rossalina Christanti dari Fakultas Business.

Komunitas SAPADIFA tidak memahami manfaat instrumen-instrumen manajemen modern tersebut bagi pengembangan usaha. Mereka memiliki aspirasi kuat untuk menggeser persepsi ini menjadi value-based purchasing, di mana produk dibeli karena kualitas, keunikan, atau nilai seninya. Namun, mereka belum mampu merumuskan visi produk dan story telling yang kuat di balik produk batik mereka. Kekosongan narasi ini menjadi kelemahan fundamental dalam membangun merek yang tangguh.

Tim Pengabdi UKDW pada Tanggal 27 Septemnber 2025 Melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat  pada Komunitas Difable SAPADIFA, Imogoro, Kabupaten Bantu di Kampus Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta

Pada workshop dilakukan pelatihan tentang pengembangan motif batik khas SAPADIFA yang didampingi Winta Tridhatu Satwikasanti dari Fakultas Arsitektur dan Desain. Proses transfer of knowledge dilakukan dengan menggali akar pengetahuan lokal untuk membemtuk Narasi Komunitas melalui Story Telling sebagai Identitas lokal.

Setelah itu dilakukan ekplorasi visual yang dilakukan bersama target group, komunitas SAPADIFA  untuk mengembangkan bentuk-bentuk Geometri dan organik yang merupakan penyederhanaan bentuk dari obyek yang ada di sekitar. Pembelajaran teknik membatik dan eksperimen membuat tekstur menjadi bagian dari workshop yang diberikan pada masyarakat LKS SAPADIFA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Wacana Pembukaan Kembali Stasiun Kalasan Masih Dikaji

Wacana Pembukaan Kembali Stasiun Kalasan Masih Dikaji

Sleman
| Senin, 06 Oktober 2025, 12:07 WIB

Advertisement

Daftar Operasi Besar yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Cek di Sini

Daftar Operasi Besar yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Cek di Sini

Lifestyle
| Sabtu, 04 Oktober 2025, 15:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement