Advertisement

Pemkab Bantul Perkuat Pencegahan Kekerasan di Sekolah

Media Digital
Sabtu, 11 Oktober 2025 - 18:37 WIB
Maya Herawati
Pemkab Bantul Perkuat Pencegahan Kekerasan di Sekolah Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, saat memberikan pengarahan antisipasi kekerasan dan perundungan kepada guru dan tenaga kependidikan se-Kabupaten Bantul, Sabtu (11/10/2025) di Kompleks Stadion Sultan Agung, Bantul. - Harian Jogja - Yosef Leon

Advertisement

BANTUL–Pemerintah Kabupaten Bantul memperkuat langkah pencegahan kekerasan dan perundungan di lingkungan satuan pendidikan. Hal ini disampaikan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, dalam pembinaan guru dan tenaga kependidikan se-Kabupaten Bantul yang diikuti lebih dari 1.700 peserta tingkat SD/MI hingga SMP/MTs, Sabtu (11/10/2025) di kompleks Stadion Sultan Agung.

Menurut Halim, Pemkab Bantul terus mendorong setiap satuan pendidikan menjadi sekolah ramah anak dan layak anak untuk memastikan peserta didik mendapatkan perlindungan maksimal selama proses belajar. “Kami ingin memastikan anak-anak didik mendapatkan hak-haknya secara maksimal. Jangan sampai ada perundungan, jangan sampai ada kekerasan dalam bentuk apa pun di sekolah,” ujarnya.

Advertisement

Halim juga menyampaikan bahwa Bantul pada 2025 berhasil mempertahankan predikat sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) kategori utama. Namun, ia menekankan capaian tersebut tidak berarti jika masih terjadi kekerasan di dunia pendidikan. “Apa gunanya kita mencapai Kabupaten Layak Anak tingkat utama kalau masih ada pelecehan seksual atau pencabulan terhadap anak-anak kita? Ini tidak ada gunanya,” katanya.

Bupati bahkan mengungkap masih menerima laporan adanya kasus di beberapa sekolah yang melibatkan oknum guru. Ia mengingatkan keras agar kejadian serupa tidak terulang. “Kalau ini terjadi lagi, terus terang saya malu. Saya akan mengembalikan status Kabupaten Layak Anak ini ke Jakarta,” ungkapnya.

Sebagai bentuk tindak lanjut, Halim menegaskan Pemkab Bantul akan terus mengevaluasi sistem perlindungan anak di sekolah serta memperkuat pengawasan terhadap perilaku tenaga pendidik. Ia juga meminta seluruh guru, terutama laki-laki, untuk menjaga martabat profesi. “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, tapi kalau mencederai anak didik sendiri, saya tidak bisa lagi berkata-kata,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Nugroho Eko Setyanto, mengatakan kegiatan pembinaan ini menjadi momentum penting untuk mempertegas komitmen bersama dalam mencegah kekerasan dan perundungan. “Kami ingin memastikan anak-anak Bantul bisa belajar dengan aman dan nyaman. Sekolah harus menjadi tempat tumbuh kembang yang sehat bagi anak,” ujarnya.

Nugroho menambahkan, Pemkab Bantul terus mengembangkan sinergi antarinstansi untuk memperkuat sistem perlindungan anak, sejalan dengan visi menjadikan Bantul sebagai Kabupaten Layak Anak kategori paripurna. Pihaknya bahkan telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kekerasan di setiap sekolah yang tidak hanya berfungsi dalam hal penanganan, melainkan juga upaya pencegahan.

Dengan langkah tersebut, Pemkab Bantul berupaya memastikan pendidikan tidak hanya mencetak anak-anak yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan sosial, emosional, dan spiritual, sesuai dengan visi budaya Satria yang tengah dikembangkan di lingkungan pendidikan Bantul.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

DIY Butuh 1.000 Ton Sampah per Hari untuk Jalankan Program PSEL

DIY Butuh 1.000 Ton Sampah per Hari untuk Jalankan Program PSEL

Jogja
| Sabtu, 11 Oktober 2025, 21:47 WIB

Advertisement

27 Persen Perempuan Mengalami Depresi Seusai Melahirkan

27 Persen Perempuan Mengalami Depresi Seusai Melahirkan

Lifestyle
| Sabtu, 11 Oktober 2025, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement