Advertisement
Pemkab Bantul Perkuat Pencegahan Kekerasan di Sekolah
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, saat memberikan pengarahan antisipasi kekerasan dan perundungan kepada guru dan tenaga kependidikan se-Kabupaten Bantul, Sabtu (11/10/2025) di Kompleks Stadion Sultan Agung, Bantul. - Harian Jogja - Yosef Leon
Advertisement
BANTUL–Pemerintah Kabupaten Bantul memperkuat langkah pencegahan kekerasan dan perundungan di lingkungan satuan pendidikan. Hal ini disampaikan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, dalam pembinaan guru dan tenaga kependidikan se-Kabupaten Bantul yang diikuti lebih dari 1.700 peserta tingkat SD/MI hingga SMP/MTs, Sabtu (11/10/2025) di kompleks Stadion Sultan Agung.
Menurut Halim, Pemkab Bantul terus mendorong setiap satuan pendidikan menjadi sekolah ramah anak dan layak anak untuk memastikan peserta didik mendapatkan perlindungan maksimal selama proses belajar. “Kami ingin memastikan anak-anak didik mendapatkan hak-haknya secara maksimal. Jangan sampai ada perundungan, jangan sampai ada kekerasan dalam bentuk apa pun di sekolah,” ujarnya.
Advertisement
Halim juga menyampaikan bahwa Bantul pada 2025 berhasil mempertahankan predikat sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) kategori utama. Namun, ia menekankan capaian tersebut tidak berarti jika masih terjadi kekerasan di dunia pendidikan. “Apa gunanya kita mencapai Kabupaten Layak Anak tingkat utama kalau masih ada pelecehan seksual atau pencabulan terhadap anak-anak kita? Ini tidak ada gunanya,” katanya.
Bupati bahkan mengungkap masih menerima laporan adanya kasus di beberapa sekolah yang melibatkan oknum guru. Ia mengingatkan keras agar kejadian serupa tidak terulang. “Kalau ini terjadi lagi, terus terang saya malu. Saya akan mengembalikan status Kabupaten Layak Anak ini ke Jakarta,” ungkapnya.
BACA JUGA
Sebagai bentuk tindak lanjut, Halim menegaskan Pemkab Bantul akan terus mengevaluasi sistem perlindungan anak di sekolah serta memperkuat pengawasan terhadap perilaku tenaga pendidik. Ia juga meminta seluruh guru, terutama laki-laki, untuk menjaga martabat profesi. “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, tapi kalau mencederai anak didik sendiri, saya tidak bisa lagi berkata-kata,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Nugroho Eko Setyanto, mengatakan kegiatan pembinaan ini menjadi momentum penting untuk mempertegas komitmen bersama dalam mencegah kekerasan dan perundungan. “Kami ingin memastikan anak-anak Bantul bisa belajar dengan aman dan nyaman. Sekolah harus menjadi tempat tumbuh kembang yang sehat bagi anak,” ujarnya.
Nugroho menambahkan, Pemkab Bantul terus mengembangkan sinergi antarinstansi untuk memperkuat sistem perlindungan anak, sejalan dengan visi menjadikan Bantul sebagai Kabupaten Layak Anak kategori paripurna. Pihaknya bahkan telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kekerasan di setiap sekolah yang tidak hanya berfungsi dalam hal penanganan, melainkan juga upaya pencegahan.
Dengan langkah tersebut, Pemkab Bantul berupaya memastikan pendidikan tidak hanya mencetak anak-anak yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan sosial, emosional, dan spiritual, sesuai dengan visi budaya Satria yang tengah dikembangkan di lingkungan pendidikan Bantul.
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
Advertisement
Motor hingga Truk Dinas Pemkot Jogja Dilelang Mulai Rp340 Ribu
Advertisement
Film Terlaris 2025, Jumbo hingga Agak Laen Kuasai Layar
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



