Advertisement

Pekerja Tekstil di Sleman Sembuh dari Benjolan Tiroid Berkat JKN

Media Digital
Rabu, 29 Oktober 2025 - 17:27 WIB
Maya Herawati
Pekerja Tekstil di Sleman Sembuh dari Benjolan Tiroid Berkat JKN Peserta BPJS Kesehatan, Sri Prihatin, 54, asal Sleman ditemui di RS PKU Muhammadiyah Sleman pada Senin (27/10 - 2025). / Harian Jogja // Catur Dwi Janati 

Advertisement

SLEMAN—Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) masih menjadi pilihan berbagai kalangan masyarakat sampai saat ini. Di Sleman, seorang pekerja pabrik tekstil, Sri Prihatin (54) bisa sembuh dari benjolan tiroad di leher berkat JKN.

Kepesertaan Sri berawal dari perusahaan tekstil tempat dia bekerja, ia didaftarkan oleh perusahaannya ke segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Dari sana lah, Sri terus menjadi peserta JKN hingga sekarang. Tercatat, lebih dari 10 tahun, Sri menjadi JKN kelas 2.

Advertisement

"Mungkin lebih [10 tahun]. Bagus [pelayanan], sama-sama cepat, sama-sama bagus [dengan pasien reguler]," kata perempuan asal Triharjo tersebut saat ditemui di RS PKU Muhammadiyah Sleman, Senin (27/10).

Entah berapa kali Sri sudah menggunakan jaminan dari BPJS Kesehatan untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Kata dia, mulai sakit pusing sampai beberapa layanan operasi pernah ia akses menggunakan JKN.

"Apa saja, saya pakai JKN sudah banyak. Yang penyakit-penyakit kecil, misalnya pusing. Kalau yang besar ya operasi ambeien sama tiroid di leher," jelasnya.

Kala itu di 2021, Sri tak sengaja memegangi bagian lehernya dan menemukan adanya sebuah benjolan. Padahal benjolan itu kata dia belum ada sebelumnya.

"Sebenarnya nggak kerasa apa-apa. Cuma kok dulu nggak ada benjolan, sekarang jadi ada benjolan. Jadi sini [menunjuk bagian leher] kayak lebih besar gitu," tuturnya.

Melihat adanya benjolan itu, Sri buru-buru periksa ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) menggunakan JKN. Mumpung ukuran benjolan masih kecil, Dokter menyarankan  tiroidnya untuk dilakukan operasi.

"Itu masih kecil sih, belum, belum begitu apa, terlihat. Cuma kan kalau dulu enggak ada terus jadi ada, kan kemungkinan bisa lebih besar besok, lah saya mending di operasi. Mumpung masih masih kecil," ujarnya.

Dari FKTP, Sri selanjutnya dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Saat itu dirinya dirujuk ke RS Puri Husada sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Sleman. Di RSUD Sleman, Sri melaksanakan operasi.

"Ternyata dari sini sampai sini [menunjuk bagian leher]. Tak kirain dulu ya yang ada cuma sini, tak kira hanya cuma kecil, tapi ternyata dari sini sampai sini [setengah lingkaran leher]," tuturnya.

Karena hampir seperti setengah leher, Sri harus menjalani operasi cukup lama. Seingat Sri dia harus menjalani operasi kurang lebih lima jam.

Setelah melewati operasi panjang, benjolan di leher Sri berhasil diangkat. Kini, kondisi Sri sudah kembali pulih dan sehat.

"Lupa saya, masuknya jam berapa dulu. Ya mungkin lima jam ada. Sudah, [sekarang] enggak apa-apa" tandasnya.

Tak hanya operasi pengangkatan tiroid, jauh sebelum itu Sri juga menceritakan saat dirinya menjalani operasi ambeien di 2017. Penyakit itu memang sudah lama ia ketahui. Hanya saja dulu dia beberapa kali periksa dan pulang diberi obat. Saat rasa sakitnya kambuh, dia harus periksa kembali dan mengonsumsi obat lagi.

"Tapi yang terakhir itu sampai kayak ada darahnya itu. Terus dokter yang menganjurkan harus operasi. Di RSUD Sleman, iya [pakai JKN juga]," ungkapnya.

Pekan ini, Sri kembali menggunakan layanan JKN. Sri datang ke RS PKU Muhammadiyah Sleman karena mengalami saraf kejepit di bagian kaki. Rasa sakitnya membuat kaki Sri rasanya seperti kram.  

"Ini ternyata saraf kejepit. Di sini kan sakit [menunjuk bagian betis]. Ini rasanya kayak kesemutan. Terus kaya panas sekali istilah Jawanya melanjer, tegang kaya kram. Kram kan sakit banget di daging-dagingnya itu," terangnya.

Padahal di perusahaan tekstil tempat Sri bekerja, dirinya harus berdiri dan berjalan untuk melaksanakan tugasnya. Praktis rasa sakit ini cukup mengganggu Sri dalam bekerja maupun beraktivitas sehari-hari.

"Kerjanya jalan sama berdiri. Iya [sakit mempengaruhi kerja], jalan sambil berdiri," ujarnya.

Awalnya Sri berobat ke klinik, dari situ dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Sleman. Pekan ini Sri baru pertama kali menjalani pengobatan untuk kakinya ini.

"Ini baru pertama kali, besok hari Rabu tanggal 5 November nanti kontrol lagi. Kemungkinan besok baru rontgen," kata Sri.

Dari pengalamannya mengakses JKN, mulai sakit pusing hingga operasi besar pengangkatan tiroid di leher, Sri merasa pelayanan yang diberikan sama baiknya. Dia tidak merasa ada perbedaan antara pasien BPJS dengan pasien lainnya.

"Iya, sae [baik]. Alhamdulillah di RSUD itu baik, bagus, lancar," ujarnya.

Sebagai peserta JKN yang cukup lama menggunakan jaminan kesehatan ini, Sri hanya berharap layanan JKN yang sudah baik ini dapat dipertahankan. "Kalau saya ya mungkin dipertahankan. Sudah bagus, Dipertahankan, syukur nanti lebih bagus," ujarnya. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Pelaku Mafia Tanah Mbah Tupon Hanya Dituntut Paling Tinggi 2 Tahun

Pelaku Mafia Tanah Mbah Tupon Hanya Dituntut Paling Tinggi 2 Tahun

Bantul
| Rabu, 29 Oktober 2025, 21:37 WIB

Advertisement

Sampah Pakaian Berisiko Memunculkan Mikroplastik, Ini Alasannya

Sampah Pakaian Berisiko Memunculkan Mikroplastik, Ini Alasannya

Lifestyle
| Rabu, 29 Oktober 2025, 11:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement