Advertisement

Mahasiswa Asing Ikuti Summer Course FK-KMK UGM di Giriloyo Bantul

Media Digital
Minggu, 02 November 2025 - 16:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Mahasiswa Asing Ikuti Summer Course FK-KMK UGM di Giriloyo Bantul Mahasiswa dari luar negeri saat belajar membatik bersama di Desa Batik Giriloyo, Bantul, Minggu (2/11 - 2025). Kiki Luqman

Advertisement

BANTUL—Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar Summer Course tahun 2025 dengan tema kesehatan lingkungan.

Program ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai negara, termasuk Belanda, yang diajak belajar langsung tentang keterkaitan antara kesehatan, budaya, dan kehidupan masyarakat di lapangan.

Advertisement

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM, Ahmad Hamim Sadewa, mengatakan kegiatan lapangan atau field trip tahun ini dilaksanakan di Desa Batik Giriloyo, Bukit Sari, Bantul, yang dikenal sebagai sentra batik tradisional.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih dan selamat datang kepada semua peserta di Desa Giriloyo, Bantul. Ini desa yang kami pilih sebagai lokasi field visit untuk summer course tahun 2025,” ujarnya, Minggu (2/11).

Hamim menjelaskan, tahun ini peserta diajak menelusuri isu kesehatan lingkungan yang menjadi perhatian global. Tema ini diangkat seiring meningkatnya tantangan seperti pemanasan global, polusi udara, dan dampak industri terhadap kesejahteraan masyarakat.

“Tahun ini kita memang sedikit ke arah kesehatan lingkungan, terutama karena isu pemanasan global dan polusi yang menjadi tren beberapa tahun terakhir,” katanya.

Selain belajar tentang konsep kesehatan masyarakat, mahasiswa juga diperkenalkan pada industri batik tradisional sebagai bagian dari kearifan lokal yang memiliki nilai sosial dan ekonomi tinggi.

Hamim menuturkan, batik merupakan contoh nyata industri rakyat yang tumbuh dari akar budaya dan berkembang menjadi penggerak ekonomi masyarakat.

“Industri rakyat seperti batik ini berakar kuat di masyarakat dan perlu kita pelihara. Biasanya industri seperti ini mengangkat nilai-nilai kebajikan lokal yang menjadi keunikan tersendiri. Dulu masyarakat bekerja sendiri di rumah masing-masing, tapi dengan adanya sentra seperti di Giriloyo, batik bisa berkembang menjadi industri kerakyatan dengan sistem manajemen yang lebih modern,” jelasnya.

Melalui kegiatan ini, para peserta summer course tidak hanya belajar teori, tetapi juga ikut membatik secara langsung bersama pengrajin lokal. Kegiatan membatik tersebut menjadi bagian dari pembelajaran tentang bagaimana budaya, kesehatan, dan ekonomi saling berhubungan dalam kehidupan masyarakat.

“Sekarang kita bisa melihat bahwa yang ada di sini merupakan hal yang patut kita banggakan dan kita bagikan kepada teman-teman dari berbagai negara. Mereka bisa belajar bagaimana masyarakat mengembangkan industri tradisional dengan baik, tanpa kehilangan akar budayanya,” tambah Hamim.

Sementara itu, Ischa, mahasiswa asal Belanda yang menjadi peserta summer course, mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru selama mengikuti kegiatan di Giriloyo.

Ia menilai kegiatan ini sangat menarik karena memberikan kesempatan untuk melihat langsung kondisi kerja masyarakat serta belajar menjaga kesehatan di lingkungan yang penuh tantangan.

“Saya rasa program ini sangat bagus. Lingkungan pekerjaan mereka di sini cukup bagus, secara ekonomi mereka juga harus bekerja keras dengan postur tubuh yang tidak selalu baik. Tapi saya rasa ada solusi untuk menjaga kesehatan mereka,” katanya.

"Ini termasuk kegiatan yang seru, kami juga belajar langsung cara membatik dari awal hingga akhir," tambahnya.

Kegiatan summer course FK-KMK UGM tahun ini menekankan pentingnya memahami kesehatan masyarakat dalam konteks budaya dan lingkungan.

Melalui kunjungan lapangan serta praktik membatik bersama warga Giriloyo, peserta diharapkan dapat mengembangkan perspektif baru tentang bagaimana kearifan lokal dapat berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Nelayan Bantul Mulai Melaut Setelah Lama Paceklik di Kemarau

Nelayan Bantul Mulai Melaut Setelah Lama Paceklik di Kemarau

Bantul
| Senin, 03 November 2025, 06:17 WIB

Advertisement

Dokter Anak: Protein Hewani Penting bagi Anak di Bawah 2 Tahun

Dokter Anak: Protein Hewani Penting bagi Anak di Bawah 2 Tahun

Lifestyle
| Sabtu, 01 November 2025, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement