Advertisement
Dinkop UKM Sleman Jemput Bola Dampingi UMKM Lewat Kopi Mantab
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop UKM) Kabupaten Sleman terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelaku UMKM dan koperasi di wilayahnya. Salah satunya melalui layanan konsultasi mengenai berbagai hal seputar bisnis dengan program bernama Konsultasi Offline Maupun Online Masih Seputar Bisnis (Kopi Mantab). - Istimewa.
Advertisement
SLEMAN—Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop UKM) Kabupaten Sleman terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelaku UMKM dan koperasi di wilayahnya. Salah satunya melalui layanan konsultasi mengenai berbagai hal seputar bisnis dengan program bernama Konsultasi Offline Maupun Online Masih Seputar Bisnis (Kopi Mantab).
Melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), layanan ini berupa pendampingan UMKM dengan cara jemput bola ke daerah-daerah seperti kapanewon dan kalurahan.
Advertisement
“Kopi Mantab sifatnya kami yang menghampiri, kami yang mendekat ke pelaku UMKM. Misalnya teman-teman di Moyudan kalau harus ke sini [PLUT] kan jauh, jadi kami yang ke sana. Biasanya ke kapanewon, nanti kami publikasikan bahwa tanggal sekian jam sekian kami hadir di Moyudan. Silakan yang ingin mengakses fasilitasi ini bisa merapat. Informasi juga kami sebarkan lewat teman-teman Forkom dan media sosial kami,” kata Ketua Tim Kerja Fasilitasi Layanan dan Pembiayaan PLUT Sleman, Werdiningsih.
Werdiningsih menyampaikan, program ini dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis sejak pertama kali digulirkan pada tahun 2020. “Dulu inisiasinya karena Covid yang tidak memungkinkan untuk tatap muka. Jadi, kami membuka konsultasi secara online maupun offline,” jelasnya.
Meski jadwal reguler dilaksanakan setiap Selasa dan Kamis, PLUT tetap terbuka untuk jemput bola kapan pun tergantung kebutuhan atau permohonan pendampingan dari masyarakat. Permohonan pendampingan, lanjutnya, tidak selalu berasal dari kelurahan atau kapanewon.
Pihaknya juga kerap mendapatkan permohonan pendampingan untuk pelaku UMKM dari mahasiswa yang sedang menjalankan kuliah kerja nyata (KKN). Sebab, Dinkop UKM maupun PLUT sering menerima konsultasi dari mahasiswa KKN sebelum terjun ke lapangan terkait program-program apa yang sedang dibutuhkan pelaku UMKM.
“Kadang Sabtu–Minggu pun kami berangkat kalau ada yang minta, malam juga. Kadang orang bikin pertemuan di luar jam umum. Pelaku UMKM kalau pagi kan produksi dan jualan, waktu luangnya sore atau malam. Mahasiswa KKN kalau minta kebanyakan juga Sabtu–Minggu sore. Tapi kami komitmen mendampingi masyarakat, kami terbuka 24 jam, mau lewat WA (WhatsApp) ya kami jawab,” terang Werdiningsih.
Konsultan PLUT, Edy Santoso, mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat untuk berkonsultasi lewat program Kopi Mantab cukup tinggi. Bahkan selama bulan September 2025 saja, PLUT aktif jemput bola ke berbagai daerah untuk memberikan konsultasi dan pendampingan. “Yang antusias banyak, setiap bulan pasti kami yang mendekat ke masyarakat. Dulu jadwalnya kami regulerkan Selasa dan Kamis, tapi lama-lama masyarakat sudah tahu, akhirnya belum sempat bikin reguler lagi, yang minta sudah banyak,” terang Edy.
Ia menyebut, konsultasi dan pendampingan yang telah dilaksanakan mencakup berbagai hal terkait pengembangan UMKM dan persoalan wirausaha, seperti perizinan, kelembagaan, produksi, dan sumber daya manusia. “Misalnya program mahasiswa KKN soal pemberdayaan UMKM, kami diminta mendampingi pembuatan NIB (Nomor Induk Berusaha) dan pemasaran online,” katanya.
Selain konsultasi pembuatan NIB, dalam dua tahun terakhir banyak pula permohonan konsultasi dan pendampingan sertifikasi halal. Sebab, pemerintah pusat menargetkan seluruh UMKM telah mengantongi sertifikasi halal pada tahun 2026. Edy menyebut, pemerintah pusat menargetkan tujuh juta fasilitasi gratis sertifikasi halal bagi pelaku UMKM kuliner, di mana Kabupaten Sleman sendiri berkewajiban memberikan 11.000 fasilitasi gratis kepada pelaku UMKM kuliner.
“Pada Oktober hingga Desember 2022 lalu, kami melakukan sosialisasi halal kepada 1.350 UMKM. Memang akhir-akhir ini banyak permohonan fasilitasi gratis sertifikasi halal,” katanya.

“Syarat sertifikasi halal harus punya NIB dulu karena berbasis risiko, kemudian membuat akun dan mencari pendamping halal. Dinkop sendiri memiliki 10 pendamping halal yang bisa mendampingi mulai dari pembuatan NIB hingga terbitnya sertifikat halal. Kehadiran pendamping ini tentu membantu meringankan beban pelaku UMKM,” ujarnya.
Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Sleman, Dara Ayu Suharto, menilai program Kopi Mantab yang dimiliki Dinkop UKM Kabupaten Sleman harus terus digalakkan. Menurutnya, sangat penting untuk mendengar kebutuhan riil masyarakat langsung dari lapangan sebagai dasar dalam merealisasikan berbagai bentuk bantuan yang tepat sasaran.
Usulan terkait penguatan UMKM yang disampaikan oleh warga akan segera disinkronkan dengan program-program bantuan yang tersedia.
“Kita tidak bisa bekerja hanya berdasarkan asumsi. Maka dari itu, penjaringan aspirasi dan koordinasi sangat penting agar program bantuan yang digulirkan pemerintah benar-benar menyentuh kebutuhan warga,” kata Dara. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
- Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
- Cantiknya Bangunan Embung di Dataran Tinggi Dieng
Advertisement
Tol Jogja-Solo: Wali Murid SDN Nglarang Tolak Relokasi ke Selter
Advertisement
Hari Pahlawan Diperingati Setiap 10 November, Begini Sejarahnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement



