Advertisement
Anugerah Media Humas 2025, DIY Jadi Juara Umum Nasional
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, HET Wahyu Nugroho (tengah) saat menerima penghargaan Juara Umum Anugerah Media Humas 2025 dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dari Menteri Komdigi Meutya Hafid (kiri), di di Hotel Borobudur Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2025). - ist - Pemda DIY
Advertisement
JOGJA–DIY dinobatkan sebagai Juara Umum Anugerah Media Humas (AMH) 2025 dari Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi (Kemenkomdigi) RI. DIY dinilai unggul pada kategori siaran pers yang meraih predikat terbaik pertama, website yang juga terbaik pertama, serta audio visual menjadi terbaik kedua.
Penghargaan diberikan oleh Menkomdigi Meutya Hafid, Kamis (12/11/2025) di Hotel Borobudur Jakarta, Jakarta Pusat, kepada Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, HET Wahyu Nugroho. Menteri Meutya menyampaikan apresiasi atas prestasi ini dan menyebut humas pemerintah harus terus berperan menjaga kepercayaan publik melalui kerja-kerja komunikasi yang cerdas, kolaboratif, dan berintegritas.
Advertisement
“Komunikasi publik bukan sekadar tugas pelengkap dari birokrasi, tetapi menjadi bagian penting dari denyut nadi pembangunan nasional,” ujar Meutya.
Saat ini terdapat 8.392 pemangku Jabatan Fungsional Pranata Humas di seluruh Indonesia per Agustus 2025. Menurutnya, mereka adalah representasi dari semangat aparatur komunikasi publik yang terus mengawal transparansi dan akuntabilitas pemerintah di tengah perubahan lanskap media yang sangat dinamis.
BACA JUGA
“Humas adalah navigator kepercayaan publik. Karena itu, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh insan humas pemerintah di seluruh Indonesia yang dengan semangat kolaboratif dan kreativitas luar biasa telah mengomunikasikan kerja-kerja pemerintah kepada rakyat,” tuturnya.
Tema ‘Kolaborasi Humas, Satu Suara untuk Indonesia Maju’ dinilai Meutya sangat relevan dengan situasi komunikasi publik masa kini. Menurutnya, di tengah arus informasi yang bergerak secepat kilat, tantangan terbesar bukan lagi pada penyebaran informasi, tetapi pada pembangunan narasi yang substansial, kontekstual, dan berdampak bagi masyarakat.
“Tantangan kita hari ini bukan sekadar bagaimana membuat pesan viral, tetapi bagaimana memastikan bahwa setiap pesan yang disampaikan bermakna, bernilai, dan menggerakkan,” tegasnya.
Meutya menekankan pentingnya menjaga keutuhan pesan publik di tengah keberagaman instansi pemerintah. Konsep ‘satu suara’, menurutnya, bukan berarti menyeragamkan isi pesan, melainkan menyatukan arah komunikasi agar publik mendapatkan pemahaman yang utuh tentang pembangunan nasional.
“Satu suara bukan berarti kehilangan identitas masing-masing instansi. Justru dari keberagaman itulah muncul kekuatan yang saling melengkapi,” jelasnya.
Namun, humas pemerintah saat ini menghadapi tantangan besar berupa maraknya disinformasi, berita bohong, dan kebisingan informasi di ruang digital. Kondisi ini menuntut humas untuk menjadi mercusuar kebenaran yang menuntun masyarakat kepada informasi yang valid dan bertanggung jawab.
“Kepercayaan publik tidak tumbuh dalam satu malam. Ia lahir dari konsistensi, ketulusan, dan profesionalitas. Selama kita mampu menjaga itu, insyaallah komunikasi publik akan tetap kontekstual dan berdampak bagi masyarakat,” ungkap Meutya.
Lebih lanjut, Meutya menekankan kolaborasi antarhumas tidak boleh berhenti di acara seremonial semata. Kolaborasi harus diwujudkan secara konkret, nyata, dan terstruktur, baik secara vertikal antara pusat dan daerah, horizontal antarinstansi, maupun dengan ekosistem digital yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan publik.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, HET Wahyu Nugroho, menyampaikan rasa syukur atas capaian tersebut. Menurutnya, penghargaan ini merupakan hasil kerja kolektif seluruh tim humas di lingkungan Pemda DIY yang terus berupaya mengedepankan transparansi dan pelayanan informasi publik yang berkualitas.
“Alhamdulillah, penghargaan ini adalah buah dari kerja bersama. Kami di DIY selalu berupaya agar komunikasi publik tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi menjadi jembatan antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan informasi masyarakat,” ujar Wahyu.
Ia menambahkan, capaian tersebut sekaligus menjadi pengingat agar seluruh jajaran humas pemerintah di DIY terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman, terutama dalam menghadapi tantangan komunikasi digital. “Tantangan ke depan tentu semakin kompleks. Karena itu, kami akan memperkuat kapasitas SDM, memperluas kolaborasi lintas sektor, dan memastikan setiap pesan publik yang disampaikan tetap kredibel, akurat, serta mudah dipahami masyarakat,” jelasnya.
Wahyu juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Komunikasi dan Digital RI yang secara konsisten memberikan ruang apresiasi bagi para praktisi kehumasan di seluruh Indonesia.
“Anugerah Media Humas ini bukan sekadar ajang penghargaan, tetapi juga ruang pembelajaran dan refleksi bagi kami untuk terus memperbaiki diri. Semoga ini menjadi motivasi agar DIY semakin maju dalam mewujudkan komunikasi publik yang partisipatif, inovatif, dan berintegritas,” tutupnya. (***)
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
- Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Pasangan Mahasiswa Pembuang Bayi di Ngemplak Ditangkap Polisi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




