Advertisement
DPAD DIY Dorong Perpustakaan Jadi Pilar Penguatan Karakter Masyarakat
Sosialiasi Perda DIY No.1/2021 tentang Penyelenggaraan Perpustakaan di SMAN 1 Sewon, Bantul, Selasa (11/11). - Istimewa.
Advertisement
JOGJA—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bersama DPRD DIY terus mendorong tumbuhnya budaya baca dan literasi untuk menguatkan karakter masyarakat Jogja. Perpustakaan sekolah harus menjadi salah satu media yang efektif dalam upaya ini.
Ketua Komisi D DPRD DIY, RB. Dwi Wahyu B. S.Pd., menjelaskan tingkat literasi Jogja merupakan yang tertinggi di Indonesia. Namun, presentase penduduk DIY yang mengakses perguruan tinggi hanya 15%. Oleh sebab itu, diperlukan upaya terus menerus menumbuhkan budaya literasi di masyarakat.
Advertisement
“Kalau senang membaca pasti kreatif. Di sekolah harus disajikan buku yang mampu membangun ide gagasan anak-anak,” ujarnya dalam Sosialisasi Perda DIY No.1/2021 tentang Penyelenggaraan Perpustakaan, di SMKN 5 Jogja, Selasa (11/11).
Menurutnya, budaya membaca saat ini terancam dengan semakin masifnya digitalisasi. Anak-anak lebih suka mengakses ChatGPT atau Google untuk mendapatkan informasi secara instan. Hal ini yang membuat gagasan anak tidak berkembang.
BACA JUGA
“Baca buku adalah dialog antara otak dan buku, ada tanya jawab. Buku adalah asupan gizi untuk otak,” ungkapnya.
Karakter anak sekolah sekarang juga menjadi keprihatinan karena sudah jauh dari akarnya yakni budaya Jawa, yang tergerus oleh budaya luar melalui dunia digital. Maka perpustakaan memiliki peran penting dalam menanamkan kembali karakter tersebut.

“Melalui sosialisasi ini kami mau mengoptimalkan kembali, perpustakaan harus eksis di sekolah,” kata dia.
Perpustakaan adalah awal dari kecerdasan anak-anak didik. Maka sekolah perlu menyajikan menu perpustakaan dengan buku-buku yang bisa menumbuh kembangkan ide dan gagasan pada anak-anak. “Selain itu, perpustakaan juga akan menciptakan sebuah karakter. Maka berikan koleksi buku yang itu bisa menguatkan karakter anak-anak sekolah kita,” tegasnya.
Kabid Pengembangan Bahan Pustaka dan Informasi DPAD DIY, Dewi Ambarwati S.Sos, M.AP, menuturkan Perda Penyelenggaraan Perpustakaan bertujuan membangun minat baca dan literasi masyarakat. “2020-2024 tingkat kegemaran membaca kita nomor 1 di Indonesia. 2024 yang paling tinggi Kota Jogja. Sosialisasi ini untuk membangun literasi di DIY,” katanya.
Selain Perda Penyelenggaraan Perpustakaan, dalam kegiatan ini juga disosialisasikan iJogja, aplikasi perpustakaan digital berbasis media sosial yang dilengkapi dengan eReader untuk membaca ebook. Dengan fiturfitur media sosial, user dapat terhubung dengan pengguna yang lain, berbagi rekomendasi buku dan sebagainya.
Kepala Dinas DPAD DIY, Ir. Syam Arjayanti, dalam sambutannya menyampaikan perda tersebut bukan hanya menjadi pedoman bagi instansi pemerintah, tetapi juga menjadi dasar bagi masyarakat dan lembaga pendidikan dalam mengembangkan budaya literasi.
“Banyak masyarakat bahkan aparat pelayanan publik yang belum memahami isi peraturan daerah, termasuk yang berkaitan
dengan penyelenggaraan perpustakaan. Karena itu, sosialisasi seperti ini penting agar kita semua memiliki persepsi yang
sama,” ujar Arjayanti.
Ia menambahkan, pengembangan perpustakaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga keluarga dan masyarakat. Semua pihak, katanya, memiliki peran penting dalam menumbuhkan minat baca di kalangan generasi muda.
“Menumbuhkan minat baca itu tidak bisa instan. Harus dimulai sejak dini, bahkan sebelum anak-anak mengenal gadget. Karena sekarang anak kecil pun sudah akrab dengan HP, maka kita perlu mengarahkan teknologi itu untuk mendukung kebiasaan membaca,” lanjutnya.
Ia juga menekankan perlunya kolaborasi dalam mengelola dan mengembangkan perpustakaan, termasuk upaya penyelamatan buku-buku lama dan langka agar tetap bisa diakses oleh masyarakat. Namun seiring perkembangan zaman, menurutnya, perpustakaan juga harus beradaptasi dengan digitalisasi.
“Ke depan, kami tidak bisa terus menambah ruang fisik untuk menyimpan buku. Maka perlu diantisipasi dengan digitalisasi koleksi. Sekolah seperti SMAN 1 Sewon juga perlu mulai mengejar transformasi digital di perpustakaannya,” jelasnya.
Ia berharap perpustakaan sekolah bisa menjadi tempat yang menarik bagi siswa, bukan hanya untuk belajar, tetapi
juga untuk mengembangkan kreativitas dan rasa ingin tahu. “Coba dievaluasi, seberapa banyak siswa yang datang ke
perpustakaan setiap bulan, berapa yang meminjam buku, dan apakah minatnya naik atau turun. Ini penting agar kita
tahu strategi apa yang perlu diperbaiki,” tambahnya.
Peran Strategis
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD DIY, Arni Tyas Palupi ST, yang hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan bahwa Komisi D memiliki peran strategis dalam mendukung kebijakan di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan
masyarakat, termasuk soal literasi dan pengelolaan perpustakaan.
“Komisi D itu sering disebut komisi yang mengurusi urusan akhirat, karena membidangi pendidikan, kesehatan, dan
kesejahteraan masyarakat. Jadi kami ikut memastikan perda ini benar-benar dijalankan di lapangan,” ujar Arni.
Ia juga mengakui perubahan perilaku membaca di kalangan anak muda menjadi tantangan tersendiri di era digital. Banyak
pelajar lebih tertarik menghabiskan waktu dengan gawai dibanding membuka buku. Karena itu, perpustakaan perlu
bertransformasi agar tetap relevan.
“Anak-anak sekarang lebih suka menonton atau bermain di gadget. Jadi bagaimana kita bisa memperbarui cara kerja perpustakaan agar lebih menarik, misalnya lewat media digital. Yang penting, semangat membaca tetap tumbuh, meskipun medianya berubah,” tutur Arni.
Sementara itu, sekolah yang dijadikan venue sosialisasi Perda DIY No.1/2021 tentang Penyelenggaraan Perpustakaan
selama November meliputi SMK SMTI Yogyakarta, SMK Negeri 5 Yogyakarta, SMK Negeri 1 Godean, SMA UII Yogyakarta,
SMAN 2 Ngaglik, SMAN 1 Banguntapan, SMAN 1 Sewon, SMK Kesehatan Binatama, SMKN 1 Kasihan, SLBN 1 Yogyakarta,
dan SLBN 1 Bantul.
Anggota DPRD DIY yang menjadi narasumber meliputi RB Dwi Wahyu B, S.Pd., M.Si, Anton Prabu Semendawai, SH., M.Kn, Muhammad Syafi'i, S.Psi, Dra. Rita Nurmastuti, M.Pd, Demas Kursiswanto, A.Md, Dra. Hj. Sri Muslimatun, M.Kes, Arni Tyas Palupi, ST, Arif Setiadi, S.I.P, Fajar Gegana, ST. (Adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement
Hati-Hati! 8 Pelanggaran Ini Jadi Target Operasi Zebra November 2025
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




