Advertisement

AQUA Dorong Ekonomi Desa dan Kurangi Risiko Bencana di Kawasan DAS

Media Digital
Kamis, 27 November 2025 - 16:27 WIB
Jumali
AQUA Dorong Ekonomi Desa dan Kurangi Risiko Bencana di Kawasan DAS Istimewa

Advertisement

SOLO—Peningkatan permintaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang mencapai 85 persen dari total konsumsi minuman ringan nasional tidak hanya menuntut industri menjaga kualitas sumber air, tetapi juga memastikan keberlanjutan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar sumber air. Melalui berbagai program konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan pemberdayaan masyarakat, AQUA menunjukkan bagaimana industri dapat memberi manfaat langsung bagi desa-desa yang berada di wilayah tangkapan air.

Meski penggunaan air AMDK secara nasional kurang dari 1 persen dari total potensi air Indonesia yang mencapai 2,78 triliun meter kubik per tahun, pengambilan air tetap harus memperhatikan dampaknya bagi ekosistem dan warga sekitar. Inilah yang mendorong AQUA menjalankan program konservasi berbasis DAS serta mendorong kegiatan ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan.

Advertisement

Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2022, potensi air di Indonesia mencapai 2,78 triliun meter kubik per tahun. Jika dibandingkan dengan total potensi tersebut, penggunaan air oleh industri AMDK secara nasional sebenarnya kurang dari 1 persen. Meski secara statistik kecil, pengambilan air di suatu wilayah tertentu bisa menimbulkan dampak jika tidak dikelola secara bijak. Karena itu, para pelaku industri AMDK perlu menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya air berkelanjutan.

Upaya itu dapat dilakukan melalui konservasi daerah tangkapan air, pemantauan debit sumber air, serta pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi sumber air. Langkah-langkah tersebut menjadi wujud nyata tanggung jawab lingkungan dan sosial perusahaan. AQUA menunjukkan komitmennya melalui capaian konkret yang dilaporkan dalam Laporan Keberlanjutan.

Berdasarkan data pada Laporan Keberlanjutan perusahaan pada 2024, AQUA telah mendukung terbentuknya 7 forum multi pihak di tingkat Daerah Aliran Sungai (DAS), menanam lebih dari 2,5 juta pohon, membangun lebih dari 2.200 sumur resapan, mengelola 215 hektare pertanian berkelanjutan dengan lebih dari 1.400 petani sebagai penerima manfaat, dan mengembangkan keanekaragaman hayati di 17 lokasi. Sebagai produsen air mineral yang sumbernya berasal air pegunungan, keberlanjutan kualitas dan kuantitas sumber air sangat bergantung pada kondisi ekosistem di daerah tangkapan air (catchment area) di sekitarnya. Di sinilah pentingnya konservasi di tingkat Daerah Aliran Sungai (DAS).

Konservasi DAS dilakukan untuk memastikan siklus air tetap seimbang. Air hujan yang turun dapat diserap kembali ke tanah dan mengisi akuifer yang menjadi sumber air. Tanpa vegetasi yang cukup, air hujan akan langsung mengalir di permukaan, menyebabkan erosi, banjir di hilir, dan berkurangnya cadangan air tanah. Karena itu, AQUA menjalankan program konservasi DAS agar setiap liter air yang diambil dari alam dapat dikembalikan dalam jumlah yang sama atau bahkan lebih banyak melalui berbagai inisiatif reboisasi dan resapan.

Secara umum, AQUA mengelola program konservasi berbasis DAS di sejumlah wilayah, di antaranya DAS Serayu Wonosobo, DAS Cisadane Hulu, DAS Rejoso, DAS Citatih, Sub-DAS Pusur Klaten dan Boyolali, DAS Ayung, DAS Glondong, Sub-DAS Kedunglarangan, dan DAS Cibeleng. Sub-DAS Pusur yang meliputi tiga wilayah di Klaten, Boyolali, dan Sukoharjo, sebelumnya pernah mendapat apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq karena melibatkan kolaborasi multipihak dalam upaya pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.

Kolaborasi ini melibatkan kelompok masyarakat seperti Pusur Institute, AQUA, pemerintah Kabupaten Boyolali, dan pemerintah Kabupaten Klaten. Sub-DAS Pusur merupakan anak sungai Bengawan Solo yang berada di tiga wilayah administrasi Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Sukoharjo. Jarak dari hulu sampai hilir sungai Pusur sepanjang 36,8 km. Terdapat 49 desa yang berbatasan langsung dengan Sub-DAS Pusur, sehingga upaya keberlanjutan di sepanjang Sub-DAS Pusur turut melibatkan masyarakat desa.

Dalam pelaksanaannya, kolaborasi pengelolaan DAS ini telah menanam 141.041 pohon jenis mahoni, suren, sengon, cengkih, durian, kakao, kemudian membudidayakan 1.500 bibit kopi di Desa Sangup dan 2.000 bibit di Desa Mriyan sekaligus memfasilitasi produksi Kopi Merapi Lestari, serta mendukung pengembangan bisnis anggrek, teh lokal, jahe merah, dan jahe putih. Tanaman kopi dipilih tidak hanya untuk kepentingan konservasi dan lingkungan tapi juga turut berkontribusi terhadap perekonomian warga setempat.

“Sebenarnya masyarakat sedikit menghadapi dilema karena tanaman kopi, meskipun memiliki nilai ekonomi tinggi, tapi akhirnya menggerus sebagian lahan yang biasa ditanami sayuran. Jadi yang bisa dilakukan dari konservasi ini adalah menanam kopi di tepi-tepi ladang atau tanaman kopi sebagai pembatas lahan,” kata tokoh masyarakat Desa Mriyan Kecamatan Musuk, Suwandi, beberapa waktu lalu. Meskipun dilematis, namun masyarakat sudah cukup peduli terhadap kebutuhan konservasi karena ini untuk kepentingan jangka panjang.

“Masyarakat di sini sudah merasakan manfaatnya, dalam beberapa tahun terakhir yang namanya bencana alam terutama tanah longsor, sudah jarang terjadi,” tutur dia. Upaya konservasi lain adalah mengembangkan bisnis teh lokal, penanaman dan budidaya tanaman herbal seperti jahe merah dan jahe putih, serta mengenalkan jenis tanaman bernilai penting untuk konservasi dan juga pakan ternak yakni tanaman jenis indigofera.

“Nah untuk indigofera ini juga awalnya masyarakat banyak yang tidak tahu manfaatnya. Ternyata bisa untuk pakan ternak, ini sangat mendukung kegiatan ekonomi masyarakat.”

Di Mriyan, sedikitnya ada 3.000-an tanaman indigofera yang dibudidayakan. Indigofera ditanam mengelilingi tanaman pangan terutama di daerah yang kemiringan. Indigofera diketahui mampu mencegah erosi tanah. Upaya konservasi oleh AQUA sejalan dengan pengembangan Kecamatan Konservasi Tamansari di Boyolali.

“Tamansari merupakan kawasan yang menjadi percontohan atau model bagi desa lain di sekitarnya dalam mengembangkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam aspek sosial dan lingkungan,” kata Stakeholders Relation Manager Pabrik AQUA Klaten, Rama Zakaria.

Selain program konservasi DAS, AQUA Klaten juga menggagas infrastruktur pengelolaan air berkelanjutan. Pada tahun 2016, pabrik AQUA Klaten bersama Fakultas Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) membangun Embung Tirtamulya di Dukuh Pucang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten. Embung seluas 0,6 hektare dengan kedalaman lima meter ini mampu menampung air hujan hingga 10.000 meter kubik, sebagai sumber air bersih untuk sejumlah dusun di lereng Gunung Merapi.

Sementara itu, program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan AQUA di Kabupaten Klaten adalah Water Access, Sanitation, and Hygiene (WASH) yang bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta. Program ini bertujuan melestarikan air tanah sekaligus meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi layak.

Melalui program ini, masyarakat sekitar tetap dapat memenuhi kebutuhan air bersih meskipun tinggal di kawasan sekitar perusahaan AMDK. Secara nasional, program WASH AQUA telah berkontribusi bagi lebih dari 500.000 penerima manfaat. Melalui pengelolaan yang terintegrasi antara konservasi DAS dan program pemberdayaan masyarakat seperti WASH, AQUA Klaten tidak hanya menjaga keberlanjutan sumber air pegunungan, tetapi juga mendukung pertumbuhan perekonomian lokal melalui berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, sekaligus membantu dalam mitigasi potensi bencana alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Kecelakaan Beruntun Terjadi di Jl. Affandi Jogja, Kerugian Rp50 Juta

Kecelakaan Beruntun Terjadi di Jl. Affandi Jogja, Kerugian Rp50 Juta

Sleman
| Kamis, 27 November 2025, 19:07 WIB

Advertisement

Bahaya Kesehatan dari Pakaian Bekas, Waspadai Risiko Infeksi

Bahaya Kesehatan dari Pakaian Bekas, Waspadai Risiko Infeksi

Lifestyle
| Kamis, 27 November 2025, 16:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement