Advertisement
Agenda Budaya 2026 Usung Tema Ngupadi Swadaya
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, membuka peluncuran Agenda BudayaJogja Manggatra 2026, di Grand Rohan Hotel, Rabu (10/12/2025). - Harian Jogja/Lugas Subarkah
Advertisement
JOGJA—Dinas Kebudayaan DIY meluncurkan Agenda Budaya–Jogja Manggatra 2026, di Grand Rohan Hotel, Rabu (10/12/2025). Ratusan agenda budaya yang tersebar di seluruh kabupaten-kota dikemas dengan tema Ngupadi Swadaya.
Peluncuran Agenda Budaya–Jogja Manggatra 2026 tidak dilakukan oleh pejabat pemerintahan, melainkan oleh para pelaku seni melalui pementasan tari seremonial yang menggambarkan adegan Gatotkaca lulus dari tempaan Kawah Candradimuka.
Advertisement
Prosesi ini dimaknai sebagai simbol bahwa kemandirian lahir dari proses tempaan, bukan dari anugerah. Pemerintah hadir bukan untuk mengambil peran utama, melainkan untuk membersamai, memfasilitasi, dan menguatkan proses tumbuh kemandirian pelaku seni dan budaya.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menjelaskan peluncuran ini menjadi momentum strategis untuk meneguhkan arah pembangunan kebudayaan DIY ke depan, sekaligus sebagai ruang refleksi atas capaian pemajuan kebudayaan sepanjang tahun 2025.
BACA JUGA
“Tema Ngupadi Swadaya dimaknai bagaimana kita mengupayakan kemandirian. Mengupayakan kemandirian itu bukan berarti kemudian semua akan dilepas, tetapi akan menguatkan energi berkebudayaan, energi berkesenian, menguatkan masing-masing komunitas, masing-masing sanggar seni, dengan penguatan-penguatan dan fasilitasi dari dinas,” ujarnya.
Ngupadi Swadaya juga meneguhkan kebudayaan Jogja yang kaya dan punya banyak makna. Sehingga diharapkan dari agenda budaya ini mampu menyejahterakan. “Itu yang kita inginkan. Jadi dengan kondisi ke depan, kita memilih tema ini untuk membangkitkan kembali kemandirian-kemandirian organik dari masyarakat. Komitmennya yang kita kuatkan,” kata dia.
Adapun fokus Dinas Kebudayaan ke depan yakni pada peningkatan kapasitas SDM sebagai sumber daya budaya. “Tidak hanya manusia, tapi juga objek kebudayaan, itu variannya macam-macam. Berikutnya yang kedua adalah penguatan event yang kemudian mampu berdampak baik secara budaya maupun ekonomi yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Kemudian terkait sarpras kebudayaan yang perlu terus diperkuat. Secara garis besar, Dinas Kebudayaan DIY ingin memberikan fasilitasi lebih banyak untuk menumbuhkan daya berkebudayaan dan berkesenian kepada masyarakat. “Jadi bagaimana masyarakat kemudian langsung bisa menjadi bagian di dalam kerja-kerja kebudayaan,” paparnya.

Peluncuran Agenda Budaya–Jogja Manggatra 2026, di Grand Rohan Hotel, Rabu (10/12/2025).
Pada 2026, Dinas Kebudayaan DIY menyiapkan berbagai program fasilitasi terkurasi, antara lain pertama, workshop Pelestarian Cagar Budaya dan Warisan Budaya sebanyak lima kali. Kedua, fasilitasi Pameran dan Kuratorial dalam enam event utama yang akan terintegrasi dalam rangkaian besar Jogja Manggatra 2026.
“Jogja Manggatra 2026 menjadi peta jalan pemajuan kebudayaan Jogja yang menautkan pelestarian, kreativitas, penguatan kelembagaan, serta pengembangan ekonomi budaya secara berkelanjutan,” tegasnya.
Sepanjang tahun 2025, Dinas Kebudayaan DIY bersama dengan para pelaku seni-budaya telah melaksanakan 283 event kebudayaan, dengan total pengunjung mencapai lebih dari 300.000 orang. Kegiatan-kegiatan tersebut melibatkan lebih dari 10.000 pelaku budaya dan menggerakkan 872 UMKM dalam berbagai sektor pendukung.
Salah satu capaian signifikan tercatat pada penyelenggaraan Pasar TBY, yang berhasil mencatat perputaran ekonomi hingga Rp5,4 miliar. Selain itu, sebanyak 303 kelompok seni menerima berbagai bentuk fasilitasi dukungan dari Dinas Kebudayaan DIY.
Pada tingkat nasional, Pemda DIY bersama Museum Sonobudoyo juga meraih Anugerah Kebudayaan Indonesia, sebagai bentuk pengakuan atas komitmen dan konsistensi dalam pemajuan kebudayaan.
Selain event kebudayaan, sepanjang 2025 juga dilaksanakan pembinaan lima komunitas sejarah, program Wajib Kunjung Museum dengan 10.000 peserta, fasilitasi Penghayat Kepercayaan, fasilitasi adat dan tradisi sebanyak lima kali serta Bimbingan Seni Anak sebanyak 24 kali. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
Advertisement
Jalan Rusak Bertahun-tahun, Warga Kulonprogo Urunan untuk Perbaikan
Advertisement
Perubahan Kuku Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius, Waspadai Gejalanya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



