Advertisement
Disdag Kota Jogja Fasilitasi Ratusan PKL, Lapak di Pasar Terban Siap
Beberapa PKL mengikuti pengundian lapak di Pasar Terban pada Senin (15/12/2025). - Harian Jogja/Stefani Yulindriani
Advertisement
JOGJA–Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja memberikan lapak untuk ratusan pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Terban. Pemberian lapak tersebut merupakan upaya memfasilitasi para pedagang menjelang rencana penertiban PKL di sekitar Pasar Terban yang akan dilaksanakan pada tahun depan.
Kepala Bidang Pasar Rakyat Disdag Kota Jogja, Gunawan Nugroho, mengatakan pihaknya memberikan lapak pada sekitar 200 PKL di sekitar Pasar Terban. Ratusan PKL tersebut memiliki beragam jenis usaha, antara lain penjualan makanan di angkringan, buku, jasa jahit, hingga tambal ban.
Advertisement
Lantaran jumlah PKL yang ada dinilai cukup banyak, Disdag memutuskan melakukan pengundian lapak bagi para pedagang tersebut.
Meskipun begitu, menurutnya tidak semua jenis dagangan tersebut dapat diperdagangkan di dalam pasar. Beberapa usaha pun harus melakukan penyesuaian jenis dagangan.
BACA JUGA
“Kalau di data kami ada [usaha jasa] tambal ban, bensin, patri. Itu kalau masuk ke sini kami fasilitasi, tapi jenis dagangan seperti bensin kan tidak boleh. Jadi kami sarankan untuk mengubah jenis dagangannya, dan itu sudah dilakukan,” katanya dalam pengundian lapak di Pasar Terban, Senin (15/12/2025).
Gunawan menuturkan, tidak ada kurasi khusus terhadap PKL yang diberikan lapak. Menurutnya, seluruh PKL ditampung, meskipun mereka harus menyesuaikan jenis dagangannya agar sesuai dengan ketentuan pasar.
“Kurasi spesifik tidak ada. Kurasi kami itu soal jenis dagangan. Kalau memang tidak bisa diakses di sini, kami sarankan ganti,” katanya.
Dia menuturkan, penyampaian informasi pembagian lapak tersebut sudah disampaikan kepada para pedagang sejak setahun lalu. Kemudian, menjelang pembagian lapak, pihaknya kembali menggelar sosialisasi pada pertengahan Desember ini. Disdag menargetkan Pasar Terban mulai dapat ditempati akhir Desember 2025.
Salah satu pedagang buku, Joan, yang merupakan pemilik Toko Buku Data Prima, menyambut baik relokasi ke pasar tersebut. Ia berharap lapak di Pasar Terban akan lebih nyaman daripada lapaknya yang dulu.
“Kami mau enggak mau harus pindah karena aturan trotoar untuk pejalan kaki. Solusi dari pemerintah ini kami setujui. Di pinggir jalan itu kurang aman, parkir susah, hujan dan panas,” katanya.
Meskipun begitu, ia mengakui ada kekhawatiran soal promosi. “Pasti ada kekhawatiran. Tapi kami punya pelanggan. Nanti kami informasikan bahwa kami pindah, lama-lama akan adaptasi sendiri,” katanya.
Sementara itu, Sugino, pedagang angkringan yang biasa berjualan di sekitar RS Mata Dr. Yap, berharap relokasi ke Pasar Terban meningkatkan pendapatan. Selama ini, dalam sehari ia mendapatkan omset sekitar Rp300.000 per hari, dan berharap ada peningkatan pendapatan setelah pindah.
“Di sini harapannya biar omsetnya naik,” katanya. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
Advertisement
Joni 15 Tahun Jadi Honorer, Kini Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
Advertisement
Ekstrak Spearmint Berpotensi Dukung Fungsi Kognitif dan Daya Ingat
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



