Advertisement

ViaVia Jogja Rayakan Tiga Dekade Seni dan Pariwisata Berkelanjutan

Media Digital
Sabtu, 20 Desember 2025 - 18:17 WIB
Maya Herawati
ViaVia Jogja Rayakan Tiga Dekade Seni dan Pariwisata Berkelanjutan Dari kiri ke kanan: Founder ViaVia Jogja Mie Cornoedus; Kurator Tricenarian Ripase Nostanta Purba; Manager ViaVia Restaurant Janti Wignjopranoto; Manager ViaVia Tour & Travel Arnovi Putty; Manager ViaVia Guesthouse Lis Wahyuni; dan Manager ViaVia Artisan Bakery Nino Winarno saat konferensi pers di ViaVia Restaurant, Sabtu (20/12 - 2025). Harian Jogj/Anisatul Ummah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Memasuki usia tiga dekade, ViaVia Jogja menegaskan perannya sebagai ruang seni, budaya, dan pariwisata berkelanjutan melalui rangkaian perayaan Tricenarian yang menghadirkan puluhan seniman lintas generasi dan beragam aktivitas publik hingga 2026.

Berdiri sejak 18 Desember 1995, ViaVia Jogja resmi memasuki fase Tricenarian atau tiga dekade perjalanan. Perayaan 30 tahun ViaVia Jogja dikemas dalam rangkaian program bertajuk ‘30 Years of Taste, Travel, and Tales’ yang secara resmi dibuka pada Sabtu (20/12/2025).

Advertisement

Sebagai jantung perayaan Tricenarian, ViaVia Jogja menggelar Pameran Seni Reuni yang menghadirkan karya lebih dari 60 seniman yang pernah berpameran di ViaVia dalam rentang 1995 hingga 2025.

Karya-karya seni tersebut tidak dipusatkan pada satu ruang, melainkan tersebar di empat bangunan ViaVia Jogja, sehingga menciptakan pengalaman napak tilas visual dan historis bagi pengunjung. Pameran ini dapat dinikmati publik mulai 20 Desember 2025 hingga 20 April 2026.

Selama empat bulan ke depan, rangkaian acara akan berlangsung di seluruh unit ViaVia Jogja, mulai dari tur kuratorial bersama para kurator ViaVia, ViaVia Talk bersama seniman dan komunitas, hingga workshop serta berbagai kolaborasi lintas disiplin.

Founder ViaVia Jogja, Mie Cornoedus, menjelaskan bahwa sejak awal berdiri dirinya aktif mengembangkan konsep pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat. Pada 1995, muncul pemikiran bahwa gagasan sustainable tourism memerlukan ruang fasilitasi antara pelancong dan komunitas lokal.

Menurutnya, seni kontemporer menjadi medium penting untuk membangun diskursus tersebut. Ia menyebut pelancong yang datang ke Yogyakarta kerap diarahkan ke ruang seni tradisional, yang menurutnya tidak keliru, namun seni dan isu kontemporer juga memiliki peran strategis.

“Kita berdiskusi tentang apa yang terjadi saat ini. Dan apalagi selain seni yang bisa membantu kita memikirkan itu,” ujarnya dalam konferensi pers di ViaVia Restaurant, Sabtu (20/12/2025).

Sejak awal berdiri, kata Mie, ViaVia selalu melibatkan seniman karena mampu menyampaikan kritik sosial melalui simbol-simbol tersembunyi yang memancing dialog.

Menurutnya, seni di ViaVia menjadi ruang diskursus, di mana turis, pelancong, warga lokal, seniman, hingga pekerja restoran berdiskusi tentang isu Indonesia dan dunia.

“Kami tidak sekadar menampilkan karya yang indah, tetapi ada ide di baliknya, ada sesuatu yang membuat kita berpikir,” jelasnya.

Mie juga menuturkan ViaVia menghadapi berbagai tantangan sejak berdiri, mulai dari krisis moneter hingga pandemi Covid-19, namun tetap mampu bertahan dan bertumbuh.

Kurator Tricenarian, Ripase Nostanta Purba, menjelaskan judul pameran Tricenarian dipilih untuk menggambarkan fase usia dekade ketiga, yang dinilainya sangat relevan dengan perjalanan ViaVia selama 30 tahun.

Bersamaan dengan pameran, ViaVia juga menerbitkan buku berjudul Tricenarian. Konsep kuratorialnya, kata Ripase, adalah memperluas ruang pamer agar tidak terpusat di restoran semata.

“Kami ingin memaksimalkan seluruh ruang, karena ViaVia bukan entitas tunggal, melainkan sebuah ekosistem,” ucapnya.

Ia menjelaskan, ruang pamer diciptakan di area yang tak lazim, seperti guesthouse hingga ruang tour and travel, dengan setiap ruang memiliki karya yang menjadi sorotan.

Manager ViaVia Restaurant, Janti Wignjopranoto, menyebut restoran menjadi cikal bakal ViaVia sejak 1995, dengan komitmen menyajikan makanan sehat dan berkelanjutan.

Ia menegaskan bahan makanan yang digunakan segar, terlacak asal-usulnya, serta diolah secara langsung. “Makanan yang wholesome dan sehat,” jelasnya.

Manager ViaVia Tour & Travel, Arnovi Putty, menyampaikan ViaVia mengembangkan konsep pariwisata berkelanjutan yang bertanggung jawab, dengan menggali kehidupan masyarakat secara langsung.

“Kami mendorong pemahaman lintas budaya melalui tur desa, kunjungan industri lokal, dan bersepeda,” tuturnya.

Manager ViaVia Guesthouse, Lis Wahyuni, menambahkan ViaVia Guesthouse menerapkan prinsip keberlanjutan, salah satunya menggunakan panel surya untuk air panas, serta memiliki karyawan yang mayoritas perempuan.

Sementara itu, Manager ViaVia Artisan Bakery, Nino Winarno, menjelaskan bakery mengedepankan proses produksi manual tanpa mesin canggih, termasuk penggunaan ragi alami.

“Semua dibuat dengan tangan dan bahan alami,” ujarnya. (Advertorial)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Forum Anak Wirama Kampanyekan Pagar Diri Cegah Pergaulan Berisiko

Forum Anak Wirama Kampanyekan Pagar Diri Cegah Pergaulan Berisiko

Jogja
| Sabtu, 20 Desember 2025, 20:07 WIB

Advertisement

Konsumsi Kopi Berlebihan Dapat Memperparah Kecemasan

Konsumsi Kopi Berlebihan Dapat Memperparah Kecemasan

Lifestyle
| Sabtu, 20 Desember 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement