Advertisement
Mitigasi Bencana Menguatkan Warga Menghadapi Hoaks Kebencanaan
Mitigasi bencana tak hanya soal kesiapsiagaan fisik, tetapi juga literasi informasi agar warga tidak terjebak hoaks kebencanaan. - Istimewa.
Advertisement
JOGJA—Mitigasi bencana menjadi langkah krusial untuk mengurangi risiko dan dampak bencana alam. Selain kesiapsiagaan fisik, masyarakat juga perlu dibekali kemampuan menyikapi informasi kebencanaan secara tepat agar tidak terjebak hoaks kebencanaan yang justru dapat memperburuk situasi darurat dan penanganan bencana.
Dalam keterangan resminya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya terencana yang dilakukan sebelum bencana terjadi guna menekan potensi korban jiwa dan kerugian.
Advertisement
Mitigasi mencakup pemahaman risiko bencana alam di wilayah masing-masing, pengenalan jenis ancaman bencana, serta kesiapan masyarakat dalam menghadapi kondisi darurat.
Warga didorong menyiapkan langkah mitigasi bencana dasar, antara lain menyusun rencana evakuasi keluarga, mengenali jalur evakuasi dan titik kumpul aman, serta memahami tindakan yang perlu dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana alam terjadi.
BACA JUGA
Menyikapi Hoaks dan Misinformasi Kebencanaan
Hoaks kebencanaan dan misinformasi kerap muncul saat situasi darurat, terutama melalui media sosial dan pesan berantai. Informasi palsu ini dapat memicu kepanikan, membuat warga salah mengambil keputusan, hingga menghambat proses evakuasi dan penanganan bencana alam.
Agar tidak terjebak hoaks kebencanaan, warga diimbau menerapkan langkah-langkah berikut:
1. Memastikan sumber informasi berasal dari lembaga resmi atau media kredibel.
2. Mewaspadai pesan dengan judul provokatif atau ajakan menyebarkan informasi secara cepat.
3. Tidak langsung mempercayai foto atau video tanpa konteks waktu dan lokasi yang jelas.
4. Membandingkan informasi dengan sumber lain sebelum menyebarkannya.
Edukasi kewaspadaan terhadap misinformasi kebencanaan menjadi bagian dari mitigasi bencana nonfisik yang penting untuk menjaga ketenangan dan ketertiban masyarakat saat bencana alam berlangsung.
Akses Informasi Resmi dan Peran Aktif Warga
Untuk memastikan informasi kebencanaan yang diterima akurat, warga dianjurkan mengakses informasi melalui kanal resmi, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Lembaga terkait lainnya. Informasi resmi umumnya memuat peringatan dini, panduan keselamatan, serta perkembangan penanganan bencana alam di lapangan.
Selain sebagai penerima informasi, warga juga memiliki peran aktif menjaga ruang informasi yang sehat dengan:
1. Memverifikasi setiap informasi sebelum membagikannya.
2. Tidak meneruskan pesan berantai yang belum jelas sumbernya.
3. Membantu menyebarkan informasi resmi kepada keluarga dan lingkungan sekitar.
4. Melaporkan hoaks kebencanaan atau informasi menyesatkan kepada pihak berwenang.
Dengan sikap kritis dan bertanggung jawab dalam mengelola informasi kebencanaan, masyarakat dapat membantu mengurangi risiko bencana alam secara sosial dan psikologis, sekaligus memperkuat efektivitas mitigasi bencana dan penanganan bencana di tingkat komunitas. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
- Pulau Tidung Jadi Pilihan Favorit Liburan Akhir Tahun Dekat Jakarta
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





