Advertisement
Di Tengah Gempuran Sosmed, Media Penyiaran Konvensional Jadi Sumber Informasi Akurat
                Foto ilustrasi penyiaran. / Freepik
            Advertisement
JOGJA—Saat ini masyarakat lebih banyak mengakses sosial media (sosmed) baik untuk hiburan maupun mendapatkan informasi terkini. Sayangnya, tidak semua sumber informasi dari sosmed akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan data Goodstats, pengguna sosmed di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia, dengan jumlah mencapai 139 juta orang. Angka ini setara dengan 49,9% dari total populasi. Platform seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, dan Telegram adalah beberapa yang paling populer.
Advertisement
Sosmed digunakan masyarakat tidak sebatas untuk hiburan, tapi juga menjadi sumber informasi utama. Padahal, informasi di sosial media kerap tidak berasal dari sumber yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan, sehingga sangat berisiko untuk terjadi missinformasi dan disinformasi.
Hal ini seperti yang dikatakan Koordinator Koordinator Bidang Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY, Febriyanto.
Ia menjelaskan platform digital atau sosmed saat ini belum ada regulasi yang mengatur pengawasannya secara spesifik.
“Jadi lebih banyak hoaks, lebih banyak berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan di situ. Berbeda dengan televisi dan radio yang sudah ada regulasi dan pengawasan, jadi meminimalkan adanya hoaks,” ujarnya, Jumat (25/7/2025).
BACA JUGA:
Sayangnya media penyiaran konvensional ini justru semakin ditinggalkan masyarakat seiring dengan meningkatnya akses pada platform digital. Dari data TVRI, diperkirakan penurunan jumlah penonton televisi setiap tahunnya mencapai 8%.
BACA JUGA: DPR Akhirnya Tunda Pembahasan RUU Penyiaran, Ini Alasannya
Hal ini cukup memprihatinkan mengingat dari sisi konten sebenarnya media penyiaran konvensional lebih tepercaya. “Penyiaran konvensional seperti televisi dan radio masih relevan untuk mencari informasi, pendidikan dan hiburan. Karena punya regulasi, sehingga output penyiaran sudah terfilter,” ungkapnya.
Ketua KPID DIY, Hazwan Iskandar Jaya, mengatakan untuk memastikan kualitas konten media penyiaran seperti yang diharapkan, perlu adanya ekosistem penyiaran yang mendukung. Masyarakat umum perlu mengambil peran dalam ekosistem penyiaran ini.
“Tidak hanya media penyiaran yang dikembangkan, tapi juga bagaimana keterlibatan masyarakat untuk berpartisipasi pada penyiaran secara umum. Agar bagaimana penyiaran bisa memberi kontribusi kepada masyarakat dalam fungsi informasi, edukasi dan hiburan,” katanya.
Edukasi literasi media kepada masyarakat menjadi penting untuk membangun ekosistem penyiaran yang kuat. “Media penyiaran mesti didukung agar kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat secara luas dapat diwujudkan,” ujarnya. (Advetorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
 - Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
 - GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
 - Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
 - Cantiknya Bangunan Embung di Dataran Tinggi Dieng
 
Advertisement
Advertisement
    
        Daftar Makanan Tinggi Protein untuk Vegetarian dan Diet Sehat
Advertisement
Advertisement
Advertisement



            
