Advertisement
Aksi Sosial di Pleret Tutup Rangkaian Peringatan 13 Tahun UUK DIY

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Rangkaian peringatan 13 tahun Undang-Undang Keistimewaan (UUK) DIY ditutup dengan agenda aksi sosial di pendopo Kalurahan Pleret, Bantul, Sabtu (13/9/2025). Penutupan ini menjadi puncak dari seluruh kegiatan yang digelar sejak 13 Agustus lalu dengan dukungan Dana Keistimewaan (Danais).
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Urusan Keistimewaan Paniradya Keistimewan, Tri Agus Nugroho menjelaskan, seluruh rangkaian dirancang tidak hanya sebagai perayaan seremonial, tetapi juga bentuk nyata hadirnya keistimewaan bagi masyarakat.
“Dari pembukaan di Teras Malioboro, puncak acara di Alun-alun Wonosari, hingga penutupan di Pleret ini, kami ingin memastikan manfaat Danais bisa langsung dirasakan,” ujarnya.
Advertisement
Di Pleret, aksi sosial menjadi menu utama kegiatan sejak pagi hingga sore hari. PMI bersama TNI-Polri dan warga dilibatkan dalam donor darah dengan target 100 kantong. Di sisi lain, ratusan warga mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis, mulai dari skrining balita, ibu hamil, hingga lansia.
BACA JUGA: Aksi Demo Selesai, Layanan SPKT dan SKCK Polda DIY Kembali Dibuka
Layanan ini meliputi cek tensi, pengukuran berat-tinggi badan, cek gula darah, dan riwayat penyakit. Pemeriksaan mata juga mendapat perhatian, terutama bagi warga usia di atas 40 tahun yang banyak mengalami gangguan mata.
Panitia juga menyalurkan 100 paket sembako berisi beras, gula, minyak, teh, dan biskuit untuk warga lansia di Pleret. Pasar murah digelar dengan harga terjangkau, antara lain 200 kilogram bawang putih, 100 kilogram bawang merah, 26 kilogram bawang bombai, 10 kilogram cabai, 1 ton beras, serta 1 ton minyak goreng. Langkah ini sekaligus membantu menekan inflasi pangan di tingkat lokal.
Dari sisi pemberdayaan, Paniradya Keistimewaan membagikan 300 bibit ikan lele kepada pembudidaya di Pleret. Bantuan ini diharapkan memperkuat ketahanan pangan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi warga. “Dana keistimewaan bukan hanya untuk menjaga budaya dan tradisi, tapi juga memberi dorongan konkret pada kesejahteraan masyarakat,” tambah Tri Agus.
Menurut dia, agenda penutupan di Pleret sekaligus menjadi simbol bahwa keistimewaan DIY menyentuh banyak aspek: kesehatan, pendidikan, pangan, hingga pemberdayaan ekonomi lokal. “Partisipasi masyarakat sangat penting dan ke depan kegiatan serupa akan terus diperkuat agar manfaatnya semakin luas,” katanya.
Lurah Pleret, Taufik Kamal mengapresiasi atas pemilihan lokasi penutupan peringatan 13 tahun UUK yang ditempatkan di wilayahnya. Apalagi dengan beragam aksi sosial langsung ke masyarakat luas. “Melalui pelayanan kesehatan gratis, pembagian sembako, hingga bazar pangan murah, ini tentu manfaat yang nyata bagi masyarakat Pleret. Keistimewaan itu jangan berhenti di tataran regulasi, tapi harus hadir dalam keseharian warga,” ujar Taufik.
Sementara, Sulastri, 47, warga Pleret menyebut, fokus kegiatan yang mengarah pada aksi sosial dinilainya langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. “Kalau acaranya seperti ini, kami merasa benar-benar merasakan manfaat dari keistimewaan DIY. Ada pemeriksaan kesehatan gratis, pembagian sembako, sampai pangan murah. Sangat membantu warga kecil,” ujar dia. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Empat Kuliner Jepang yang Jadi Buruan Wisatawan Dunia
- Gen Z Dorong Tren Wisata 2025, Kuala Lumpur dan Bangkok Jadi Favorit
- Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement

Satpol PP Kota Jogja Dorong Pengolahan Sampah Organik di Kampung Panca Tertib
Advertisement

Jepang Segera Berlakukan Tilang untuk Pelanggaran Aktivitas Bersepeda
Advertisement
Advertisement
Advertisement