Advertisement

Menjahit Mimpi dari Gunungkidul ke Jogja Fashion Week: Kisah DW Studio

Media Digital
Kamis, 16 Oktober 2025 - 12:17 WIB
Jumali
Menjahit Mimpi dari Gunungkidul ke Jogja Fashion Week: Kisah DW Studio Istimewa

Advertisement

YOGYAKARTA - Di balik hiruk pikuk panggung Jogja Fashion Week 2025, ada satu momen yang tak terlupakan bagi Didik Warsito. Pria asal Gunungkidul itu berdiri di balik panggung dengan mata berbinar, melihat satu per satu model melenggang di atas catwalk mengenakan koleksi busananya. Bagi Didik, itu bukan sekadar ajang fashion, melainkan bukti nyata bahwa kerja keras dan keyakinan mampu menembus batas.
DW Studio, label yang ia rintis dari ruang tamu rumahnya di Gunungkidul, kini menjadi salah satu brand fashion yang tampil sejajar dengan desainer nasional. Padahal, beberapa tahun lalu, Didik hanyalah seorang penjahit rumahan yang sibuk menjahit pakaian pesanan warga sekitar.
Segalanya berubah ketika ia bergabung dengan Rumah BUMN Gunungkidul, sebuah wadah pemberdayaan yang digagas oleh PT PLN (Persero) untuk membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) naik kelas. Di sana, Didik tidak hanya belajar tentang manajemen usaha dan pemasaran, tetapi juga mendapatkan pendampingan intensif dalam pengembangan desain, branding, hingga strategi memperluas pasar.
“Dulu saya hanya tahu bagaimana menjahit. Tapi lewat pendampingan di Rumah BUMN PLN, saya belajar bagaimana menjahit mimpi. Saya belajar bagaimana mengubah karya menjadi produk yang punya nilai dan bisa bersaing.” ujar Didik tersenyum.
Perlahan tapi pasti, DW Studio berkembang. Karya-karya Didik yang memadukan kearifan lokal Gunungkidul dengan gaya modern menarik perhatian banyak pihak. Kain tradisional dan motif etnik yang dulu dianggap kuno, kini tampil elegan di panggung nasional.
Kisah sukses Didik bukan kebetulan. Ia adalah salah satu dari sekian banyak pelaku UMKM yang mendapat manfaat dari program pemberdayaan PLN melalui Rumah BUMN. Program ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas bisnis, tetapi juga membangun jaringan kolaborasi dan membuka akses pasar yang lebih luas bagi UMKM di daerah.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengakui dampak nyata program tersebut.
“Saya mengucapkan apresiasi kepada PLN karena telah menghadirkan program inkubasi bisnis, salah satunya di bidang fashion melalui Rumah BUMN Gunungkidul. Pendampingan, pelatihan, dan coaching bisnis yang diberikan terbukti mampu mengubah pelaku usaha rumahan menjadi desainer yang tampil di tingkat nasional,” ujarnya.
Program seperti ini, lanjutnya, telah menciptakan efek domino positif bagi ekonomi lokal. UMKM di Gunungkidul kini tidak lagi terpaku pada pasar tradisional, melainkan mulai berani menembus pasar digital dan pameran nasional.
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Yogyakarta, Sigit Hari Wibowo, menambahkan bahwa keberhasilan Didik menjadi cerminan misi PLN yang lebih luas.
“PLN bukan hanya menyediakan energi listrik, tapi juga energi untuk tumbuh dan berdaya. Kami ingin Rumah BUMN menjadi tempat di mana ide sederhana bisa berkembang menjadi usaha yang besar,” ungkapnya.
Komitmen PLN untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal juga ditegaskan oleh General Manager PLN UID Jawa Tengah dan DIY, Bramantyo Anggun Pambudi.
“Melalui Rumah BUMN, PLN berupaya menghadirkan energi yang tidak hanya menerangi rumah-rumah masyarakat, tetapi juga memberdayakan mereka. Kami ingin memastikan setiap tetes energi PLN memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang nyata,” ujar Bramantyo.
Ia menambahkan, kisah seperti DW Studio menjadi bukti bahwa sinergi antara PLN, pemerintah daerah, dan pelaku UMKM dapat menghadirkan perubahan besar. Saat ini tercatat kurang lebih 1.759 UMKM telah bergabung menjadi binaan Rumah BUMN Gunungkidul.
“DW Studio adalah simbol dari semangat lokal yang berdaya. Dengan pendampingan yang tepat, kreativitas daerah mampu bersinar di tingkat nasional bahkan internasional", ungkap Bramantyo.
Kini, DW Studio bukan sekadar nama brand. Ia adalah simbol perubahan, simbol bagaimana ketekunan, dukungan, dan sinergi dapat menyalakan cahaya baru bagi masyarakat lokal. Dan bagi Didik Warsito, perjalanan ini baru dimulai.
“Saya ingin suatu hari, karya dari Gunungkidul bisa dikenal dunia. Karena setiap jahitan punya cerita, dan cerita itu pantas didengar,” ujar Didik menutup percakapan, sembari menatap mesin jahit yang kini bukan hanya alat kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Kasus Keracunan MBG SMAN 1 Jogja, Operasional SPPG Disetop

Kasus Keracunan MBG SMAN 1 Jogja, Operasional SPPG Disetop

Jogja
| Kamis, 16 Oktober 2025, 17:07 WIB

Advertisement

Studi Ungkap Risiko Mengkonsumsi Minuman Keras di Usia Muda

Studi Ungkap Risiko Mengkonsumsi Minuman Keras di Usia Muda

Lifestyle
| Rabu, 15 Oktober 2025, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement