Advertisement
AI Outlook 2026: Bonus Demografi Jadi Kunci Ekonomi Digital
Istimewa
Advertisement
YOGYAKARTA—Forum AI Outlook 2026 menegaskan integrasi kecerdasan buatan menjadi keharusan untuk mengonversi bonus demografi dan konektivitas digital Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital.
Dalam forum Ecosystem Dialogue bertajuk “AI Outlook 2026” yang digelar di AI Connect Telkom, Yogyakarta, Kamis (18/12/2025), muncul sebuah konsensus penting: integrasi Artificial Intelligence (AI) bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk mengamankan masa depan ekonomi nasional.
Advertisement
Potensi Raksasa di Balik Angka Dalam pemaparannya, Dr. Raden Stevanus C. Handoko S.Kom., M.M., anggota DPRD DIY sekaligus praktisi digital, menyajikan data makro yang provokatif. Dengan lebih dari 212 juta penduduk Indonesia yang kini terkoneksi internet, Indonesia memiliki modal sosial dan digital yang masif.
"Kita memiliki lebih dari 212 juta jiwa yang terhubung di ruang digital. Ini bukan sekadar angka statistik, melainkan fondasi bagi pertumbuhan ekonomi digital yang diprediksi akan terus meroket. Jika kita tidak mengintegrasikan AI ke dalam struktur organisasi dan model bisnis sekarang, kita berisiko kehilangan momentum emas bonus demografi kita," tegas Dr. Raden Stevanus.
BACA JUGA
Ia menambahkan bahwa bonus demografi Indonesia harus dijawab dengan peningkatan kapabilitas teknologi. AI dipandang sebagai instrumen utama untuk mengubah cara kerja yang konvensional menjadi lebih produktif dan bernilai tambah tinggi, yang pada gilirannya akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional secara signifikan.
Urgensi Kepastian Hukum dan Tata Kelola Meski potensi ekonomi digital terbuka lebar, Dr. Raden Stevanus memberikan catatan kritis terkait regulasi. Tanpa payung hukum yang jelas, inovasi di daerah akan terhambat oleh keraguan administratif.
"Regulasi adalah kunci utama. Pemerintah pusat dan daerah harus segera mengharmonisasikan aturan agar tercipta kepastian hukum bagi ekosistem digital. Kita butuh tata kelola AI yang mengedepankan akuntabilitas dan transparansi, termasuk penerapan AI Impact Assessment sebelum teknologi ini diterapkan secara luas di pelayanan publik," tambahnya secara lugas.
Sementara itu, Paniradya Pati Kaistimewaan DIY, Kurniawan, S.Sos., S.E.Akt., M.Ec.Dev, menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menjalankan berbagai inovasi pemanfaatan teknologi digital di sejumlah sektor strategis.
“Pemerintah DIY telah mengimplementasikan berbagai inovasi pemanfaatan teknologi digital di berbagai sektor,” ujar Kurniawan.
Ia menegaskan bahwa Paniradya Kaistimewaan membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya bagi seluruh pihak untuk terlibat dalam pengembangan dan implementasi teknologi digital di DIY.
“Paniradya Kaistimewaan membuka ruang kolaborasi bagi semua pihak dalam implementasi pemanfaatan teknologi digital,” katanya.
"Pemerintah DIY telah mengimplementasikan berbagai inovasi digital di lintas sektor. Bagi kami, transformasi digital adalah alat untuk mencapai kemandirian ekonomi yang bertumpu pada kearifan lokal. Dana Keistimewaan hadir untuk memastikan inovasi ini berkelanjutan dan berdampak langsung pada masyarakat," ujar Kurniawan.
Refleksi 2026 Dialog ini menyimpulkan bahwa tahun 2026 akan menjadi titik penentu. Apakah Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi teknologi global, atau mampu berdaulat melalui integrasi AI yang cerdas di level organisasi? Jawabannya terletak pada sejauh mana kolaborasi ekosistem digital hari ini mampu melahirkan inovasi model bisnis yang adaptif dan didukung oleh regulasi yang progresif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
- Pulau Tidung Jadi Pilihan Favorit Liburan Akhir Tahun Dekat Jakarta
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement





