Advertisement

Optimalisasi Trans Jogja: Salah Satu Kunci Rencana Induk Transportasi DIY 2025-2045 menuju Mobilitas Berkelanjutan

Media Digital
Senin, 16 Juni 2025 - 18:17 WIB
Maya Herawati
Optimalisasi Trans Jogja: Salah Satu Kunci Rencana Induk Transportasi DIY 2025-2045 menuju Mobilitas Berkelanjutan Dr. Raden Stevanus Christian Handoko, S.Kom., M.M., Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) RIT DIY. / ist

Advertisement

JOGJA—Rencana Induk Transportasi (RIT) DIY 2025-2045 menjadi perencanaan yang sangat krusial di DIY. Panitia Khusus Perda RIT saat ini terus melakukan pembahasan untuk menghasilkan Perda yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan semua pihak.

Setidak nya ada 5 tujuan utama dalam pembentuk Perda RIT. Hal ini ditegaskan Dr. Raden Stevanus Christian Handoko, S.Kom., M.M., Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) RIT DIY.

Advertisement

“Mendorong Produktivitas dan Daya Saing Daerah, Mewujudkan Transportasi yang Andal dan Efisien, Menjaga dan Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup, Menyediakan Prasarana dan Sarana Transportasi Memadai, dan Mengembangkan Transportasi Terintegrasi,” ungkap Dr. Raden Stevanus.

Sehingga Optimalisasi Trans Jogja menjadi bagian tidak terpisahkan dalam RIT. Trans Jogja sebagai tulang punggung mobilitas warga DIY memegang peranan tak kalah penting.

"Trans Jogja memiliki potensi luar biasa yang belum sepenuhnya tergali. Ini bukan hanya tentang mengangkut penumpang, tapi tentang membangun ekosistem mobilitas yang terintegrasi, hijau, dan merata," ujar Dr. Raden Stevanus.

Dr. Raden Stevanus menyoroti urgensi penambahan jumlah armada Trans Jogja. Saat ini, kepadatan penumpang dan waktu tunggu yang panjang masih menjadi keluhan utama.

"Penambahan armada mutlak diperlukan untuk meningkatkan kapasitas angkut dan memperpendek interval keberangkatan. Ini esensial agar masyarakat merasa nyaman dan beralih dari kendaraan pribadi," tegasnya.

BACA JUGA: Wisatawan Malioboro Membutuhkan Fasilitas Penunjang bagi Pejalan Kaki

“Saya berharap, penambahan armada tidak sekedar penambahan armada biasa, namun perlu juga perlu memikirkan kendaraan ramah lingkungan, seperti bus Listrik”, ujar Dr. Raden Stevanus.

“Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di wilayah penyangga, perluasan trayek hingga ke pelosok sangat diperlukan,” ungkap Dr. Raden Stevanus.

Selain itu menurut Dr. Raden Stevanus, untuk menjangkau area permukiman yang lebih dalam dan padat, namun tidak dilalui jalur utama, penyediaan kendaraan feeder (pengumpan) menjadi solusi.

"Kendaraan feeder membantu penumpang dari permukiman dan mengantarkan mereka ke halte Trans Jogja terdekat. Ini mengatasi masalah 'jarak tempuh terakhir' dan memperluas jangkauan layanan secara signifikan," kata Dr. Raden Stevanus.

Terakhir dan yang terpenting adalah integrasi moda transportasi. Dr. Raden Stevanus menekankan bahwa ini bukan sekadar konektivitas fisik, melainkan sistematis.

"Integrasi Trans Jogja, Kereta Bandara, Moda Transportasi lain hingga angkutan online harus terwujud. Ini termasuk sistem tiket tunggal atau pembayaran digital terpadu, serta informasi jadwal real-time yang terpusat," terangnya. (Advetorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

320 Ribu Pekerja DIY Berpotensi Terima BSU, Tahapan sampai Verifikasi dan Validasi

Sleman
| Selasa, 17 Juni 2025, 06:37 WIB

Advertisement

alt

Memahami Apa Itu Kesehatan Digital dan Cara Menjaganya

Lifestyle
| Senin, 16 Juni 2025, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement