Advertisement
PESTA PENYIARAN ISTIMEWA: Masyarakat Diajak Kembali ke Radio dan Televisi

Advertisement
JOGJA—Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY menyelenggarakan Pesta Penyiaran Istimewa Tahun 2025. Acara bertajuk Kanthiyo: Never Ending Broadcasting ini berlangsung pada 13 dan 14 Agustus 2025 di Kampus 3 Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Sleman.
Terdapat rangkaian kegiatan seperti Kanthi Tandingan, Kanthi Ajar, Kanthi Peken, Kanthi Pasinaon, dan Kanthi Laku. Kanthi Tandingan merupakan kompetisi untuk anak-anak sekolah dan juga mahasiswa. Salah satu kompetisi berupa English Broadcaster Challenge.
Advertisement
Sementara, Kanthi Ajar merupakan pameran yang mengajak masyarakat untuk mengenang kembali peran vital media melalui arsip, memorabilia, dan narasi historis. Untuk Kanthi Peken, pengunjung bisa mengeksplorasi bazar kuliner yang mempromosikan gaya hidup sehat kepada generasi muda.
Di Kanthi Pasinaon, peserta bisa belajar di beragam kelas. Adapun jenis kelasnya seperti fotografi, videografi, public speaking, dan content creator. Sedangkan untuk Kanthi Laku, KPID DIY memberikan ruang apresiasi kepada pemilik profesi khas Jogja dalam bentuk pemberitaan dan audio visual.
Ketua KPID DIY, Hazwan Iskandar Jaya, mengatakan tema Kanthiyo berasal dari dua kata. Kanthi berarti teman, serta Yo merupakan "Yogyakarta". Di era transformasi digital yang sedang deras mendera publik, Hazman berharap generasi muda kembali menengok televisi dan radio.
Hal ini agar informasi yang anak-anak muda terima lebih mendalam, tidak selintas ataupun singkat-singkat. "Tapi informasi yang mereka dapatkan lebih menajam pada konteks, sehingga mereka bisa memahami informasi yang benar, bukan yang disinformasi atau malah mal-informasi," kata Hazman, saat ditemui di sela-sela kegiatan di UMBY, Sleman, Rabu (13/8/2025).
BACA JUGA: Lokasi Calon Transmigran dari DIY Berubah, Ini Kata Disnakertrans
Hazman menambahkan, saat generasi muda kembali mengonsumsi konten radio dan televisi, maka akan terbangun kekritisan dalam menyeleksi, menyortir, dan menyerap informasi menjadi suatu pengetahuan yang baik. Hal ini lantaran tidak semua informasi dari media baru bisa bermanfaat. "Dengan acara ini, kami berupaya membangun ekosistem yang baik, agar penyiaran diterima oleh publik dan masyarakat, dengan Pesta Penyiaran Istimewa," katanya.
Di sisi lain, terdapat pula tantangan bagi pengelola radio dan televisi untuk memproduksi konten yang kreatif. "Mungkin caranya bisa berupa konvergensi dengan media baru, agar semua bisa dimanfaatkan lebih baik," kata Hazman.
Rektor UMBY, Agus Slamet, mengatakan penyiaran merupakan hal yang sangat penting saat ini. Perkembangan teknologi dan informasi membuat berita atau kejadian yang terjadi lima menit lalu sudah bisa diakses detik ini pula. "Jangkauan informasi bisa didapatkan dengan cepat, melalui jaringan komunikasi dan juga media sosial. Tentu hal ini harus bisa disikapi dengan bijak," katanya. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
- Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
- Insiden Rinjani, Kemenpar Tegaskan Pentingnya SOP Pendakian
- Enaknya Makan Apa Siang Ini di Jogja, Cek Rekomendasinya
Advertisement

Kapasitas SSA Bantul 8.800 Penonton untuk Laga PSIM Jogja vs Arema FC
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement