Advertisement
Pameran Pertanahan 2025 Sajikan Informasi Utuh dan Menyeluruh

Advertisement
JOGJA—Sejarah panjang Tanah Kasultanan dan Kadipaten di DIY kembali diangkat melalui Pameran Pertanahan bertema Dari Jejak Sejarah Menuju Tertib Pertanahan Masa Depan. Pameran akan berlangsung di Gedung Semar dan Gedung Saraswati, Museum Sonobudoyo, Kota Jogja, pada Rabu (3/9) dan Kamis (4/9).
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, menjelaskan pameran pertanahan di 2025 ini merupakan kedua kalinya digelar melalui kolaborasi antara Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Paniradya Kaistimewan, dan Dinas Pertanahan
dan Tata Ruang.
Advertisement
Lewat pameran tersebut Pemda DIY berusaha menginformasikan kepada masyarakat terkait dengan pertanahan, khususnya berkaitan dengan Keistimewaan DIY. Baik Tanah Kasultanan atau Sultanaat Grond maupun Tanah Kadipaten atau Pakualamaat Grond yang berada di DIY. Oleh karena itu pameran tersebut memberikan informasi secara utuh dan menyeluruh terkait dengan pemanfaatan Tanah Kasultanan, Tanah Kadipaten, maupun Tanah Desa.
BACA JUGA: Pemilik Kafe di Klaten Disomasi Soal Hak Siar Liga Inggris
"Lewat pameran ini menyajikan informasi valid dan langsung dari sumber yang berkompeten terkait dengan pertanahan DIY, bagaimana pemanfaatan Tanah Kasultanan, Tanah Kadipaten, Tanah Desa, perizinannya bagaimana, ada di pameran ini,"
kata Aris.
Ia berharap masyarakat memahami terkait dengan status dari tanah yang berada di wilayah DIY. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi secara langsung dari pihak yang berkompeten untuk bertanya maupun mendapatkan informasi. "Jadi masyarakat mendapatkan informasi tidak berdasarkan isu.”
Tetapi bisa langsung dari sumber yang berkompeten. Misalnya ada kabar bahwa Tanah Kasultanan hanya digunakan oleh kasultanan, sebenarnya tidak demikian. Nah informasi validnya itu dengan detail bisa didapatkan di pameran," katanya.
Berkaitan dengan pemanfaatan Tanah Kasultanan tersebut, Aris menegaskan banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan masyarakat. Saat ini sudah banyak Tanah Kasultanan yang dipakai untuk pengembangan ekonomi masyarakat, untuk pusat kegiatan sosial hingga dipakai kepentingan umum. Capaian tersebut juga akan turut disajikan dalam pameran.
Selain itu, dalam pameran tersebut ada banyak informasi paling terkini berkaitan dengan pertanahan DIY. Salah satunya Pemda DIY telah memiliki peta foto udara skala 1:1000 untuk seluruh Kabupaten Gunungkidul serta peta Tanah Kasultanan, Tanah Kadipaten, dan Tanah Kalurahan.
Hal baru lain yang belum tersaji pada pameran pertanahan tahun sebelumnya adalah terkait dengan banyak pertanyaan dari masyarakat akan disajikan pada pameran pertanahan 2025 kali ini. Oleh karena itu pameran juga membuka stan klinik konsultasi pertanahan yang langsung dijaga dan diampu oleh pihak yang berkompeten.
"Yang klinik ini kami menghadirkan baik dari Dinas Pertanahan Tata Ruang, pihak Kasultanan, Paniradya Kaistimewan dan BPN, jadi mereka semua berkompeten yang akan menjawab pertanyaan masyarakat. Pengunjung bisa melakukan tanya
jawab, konsultasi," katanya.
Aris menegaskan pameran tersebut terbuka untuk seluruh masyarakat dan tidak dipungut biaya alias gratis. Ia berharap warga DIY bisa hadir untuk menyaksikan atau berkonsultasi sehingga mendapatkan informasi utuh terkait pertanahan khususnya pemanfaatan tanah kasultanan dan tanah desa.
"Kami berharap semakin banyak warga DIY mengetahui terkait pertanahan, sehingga pameran ini tahun depan juga akan digelar kembali," ujarnya.
Era Modern
Kepala Museum Sonobudoyo Jogja, Ery Sustiyadi, menjelaskan pameran ini menyoroti perjalanan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten, mulai dari peranannya di masa lalu hingga tantangan pengelolaan di era modern. Tanah-tanah tersebut bukan sekadar aset sejarah, melainkan juga fondasi tata ruang yang berkeadilan dan berkelanjutan untuk DIY.
Pameran Pertanahan 2025 menjadi ruang edukasi publik untuk memahami sejarah, legalitas, hingga tata cara pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Kadipaten. Berbagai aktivitas akan tersaji, mulai dari dokumentasi arsip dan peta historis, visualisasi spasial, hingga tata ruang digital.
Pameran akan dibuka oleh Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan (KHP) Datu Dana Suyasa. Setelah pembukaan, tamu undangan akan diajak berkeliling tur pameran untuk melihat langsung koleksi arsip dan peta yang merekam perjalanan pertanahan di DIY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
- Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
- Insiden Rinjani, Kemenpar Tegaskan Pentingnya SOP Pendakian
Advertisement

Kejaksaan Negeri Sleman Terapkan Sidang Daring, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement