Advertisement
ROCKET CHICKEN: Bisnis Lokal Tumbuh bersama BPD DIY
CEO Rocket Chicken Indonesia, Nurul Atik. - Harian Jogja - Anisatul Umah
Advertisement
JOGJA—Tak ada bisnis yang bisa sukses begitu saja hanya dengan mengedipkan mata. Semua membutuhkan perjalanan dan dukungan. Rocket Chicken menjadi salah satu contoh usaha yang berjalan bersama Bank BPD DIY untuk tujuan yang sama, yakni mendongkrak perekonomian masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.
CEO Rocket Chicken Indonesia, Nurul Atik, berkisah pernah menjalani berbagai pekerjaan, mulai dari cleaning service hingga office boy (OB). Kini, ia telah memiliki sekitar 1.500 gerai dengan jumlah karyawan mencapai 14.000 orang. Kesuksesan tersebut, menurut Atik—sapaan akrabnya—tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak yang mendukung usahanya dengan sepenuh hati, salah satunya Bank BPD DIY.
Advertisement
Laki-laki kelahiran Jepara, 25 Juni 1966, ini merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara dengan latar pendidikan terakhir SMA. Sejak muda, Atik mengaku dididik secara keras, disiplin, dan pantang berutang oleh orang tuanya. “Cukup tidak cukup, tidak boleh berutang. Saya diajari mandiri sejak kecil,” ujarnya saat ditemui di Head Office Rocket Chicken, Sidomoyo, Godean, Sleman, Senin (8/12).
Sebelum memiliki usaha sendiri, Atik sempat bekerja di perusahaan lain yang bergerak di bidang fried chicken. Di perusahaan tersebut, ia benar-benar merintis keterampilan bisnis dari nol. Berbagai posisi pernah ia jalani, mulai dari OB, cleaning service, pencuci piring, helper cook, supervisor, manajer, auditor, team opening, hingga dipercaya menjadi Area Manager. Namun, keterbatasan pendidikan membuat kariernya terhenti di posisi tersebut. “Karena saya hanya lulusan SMA, karier saya mentok di Area Manager. Untuk menjadi Regional Manager harus sarjana,” katanya.
BACA JUGA
Meski demikian, selama bekerja di perusahaan tersebut, Atik mengaku banyak belajar. Mulai dari bertahan hidup dengan gaji sekitar Rp35.000 hingga memahami manajemen, standard operating procedure (SOP), pemasaran, dan quality control. Ia bahkan sempat dipercaya mengembangkan merek fried chicken hingga membuka sekitar 40 cabang di DIY.
Singkat cerita, Atik memutuskan keluar dan membangun bisnisnya sendiri. Pada 21 Januari 2010, ia membuka gerai Rocket Chicken pertama di Semarang. Capaian omzet Rp5 juta pada hari pertama membuatnya terharu. Meski terbilang sukses di Semarang, Atik merasa Rocket Chicken harus terus dikembangkan. Sesuai namanya, “Rocket”, usahanya harus terus melesat, terbang ke mana pun, dan dikenal oleh siapa pun.
Pengembangan bisnis pun dilakukan ke berbagai daerah, seperti Ciledug, Cirebon, Bandung, Pantura, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta yang bertahan hingga kini. “Rocket Chicken sekarang sudah tumbuh hingga 1.500 cabang, dengan mayoritas tim merupakan lulusan SMA. Hanya bagian tertentu seperti keuangan dan perpajakan di kantor pusat yang diisi lulusan sarjana,” ujarnya.
Kolaborasi Strategis
Seiring usahanya yang kian berkembang, banyak perusahaan, terutama dari sektor perbankan, mulai mendekatinya. Dari situ, Atik memetik pelajaran penting tentang kehati-hatian dalam memilih mitra kolaborasi. Salah satu mitra yang dipilih adalah Bank BPD DIY.
Sebagai bank daerah, Atik menilai Bank BPD DIY memiliki komitmen kuat dalam mendukung pertumbuhan perekonomian masyarakat, termasuk para pengusaha lokal. Kerja sama Rocket Chicken dengan Bank BPD DIY terjalin pada 2021, atau pascapandemi Covid-19.
Kolaborasi tersebut diwujudkan melalui penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), penggunaan electronic data capture (EDC), serta pemanfaatan Cash Management System (CMS). Menurut Atik, layanan tersebut memiliki banyak keunggulan, terutama dari sisi kecepatan transaksi. “Pembayaran dengan QRIS bersifat real time. Customer membayar, seketika itu juga dana masuk ke rekening usaha tanpa harus menunggu hari berikutnya,” jelasnya.
Selain itu, jaringan Bank BPD DIY yang luas memudahkan para karyawan Rocket Chicken dalam menarik tabungan, terutama saat menerima gaji. Atas dasar itulah, Atik menilai dukungan Bank BPD DIY terhadap usahanya selama ini sangat berarti dan layak ditingkatkan menjadi kerja sama kemitraan yang saling menguntungkan.
“Selama kenal Pak Santoso, beliau tidak pernah meminta saya membuka rekening di Bank BPD DIY. Justru saya yang berpikir, masa Bank BPD DIY sudah memperhatikan saya, tetapi saya tidak melakukan hal yang sama. Prinsip saya, memilih mitra yang memang bisa saling menguntungkan,” ujar Atik.
Atik pun menekankan pentingnya kontrol dan perencanaan keuangan bagi siapa pun yang menjalankan usaha, sebesar apa pun skala bisnisnya. Terkait Bank BPD DIY yang kini memasuki usia ke-64, ia berharap bank daerah tersebut tetap amanah dan konsisten dalam komitmennya memajukan perekonomian masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
Advertisement
Jadwal SIM Keliling Polda DIY Selasa 16 Desember 2025, Ini Lokasinya
Advertisement
Ekstrak Spearmint Berpotensi Dukung Fungsi Kognitif dan Daya Ingat
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



