Advertisement
Berjuang Lawan Diabetes, Tukang Tambal Ban Sleman Pulih Berkat JKN
 Berkat perlindungan dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Muh. Nursaid, 53 warga asal Tempel, Sleman, tetap dapat menjalani pengobatan penyakit gula dengan tenang tanpa harus memikirkan biaya. / ist
                Berkat perlindungan dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Muh. Nursaid, 53 warga asal Tempel, Sleman, tetap dapat menjalani pengobatan penyakit gula dengan tenang tanpa harus memikirkan biaya. / ist
            Advertisement
SLEMAN—Bekerja di pinggir jalan sebagai tukang tambal ban tak membuat Muh. Nursaid, 53, menyerah pada kondisi kesehatannya. Berkat perlindungan dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), warga asal Tempel, Sleman, ini tetap dapat menjalani pengobatan penyakit gula dengan tenang tanpa harus memikirkan biaya.
Said terdaftar sebagai peserta JKN dengan segmen peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK), yaitu peserta yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Selama menjadi peserta JKN, baru kali ini ia memanfaatkan layanan JKN untuk berobat. Dengan menggunakan Program JKN, Said mendapatkan perawatan di RS PKU Muhammadiyah Sleman akibat penyakit gula yang dideritanya.
Advertisement
“Ini pertama kalinya menggunakan Program JKN. Sudah lama terdaftar sebagai peserta JKN, tapi baru kali ini dipakai karena kena gula,” ujar Said saat ditemui di RS PKU Muhammadiyah Sleman, (27/10).
Sembari duduk di tempat tidurnya, Said menceritakan awal mula dirinya bisa dirawat di rumah sakit. Ia menuturkan, semuanya bermula ketika kakinya tanpa sengaja terkena standar sepeda motor. Luka kecil itu semula terlihat sepele, namun karena kondisi kadar gula darahnya tinggi, luka tersebut tidak kunjung sembuh dan justru semakin memburuk hingga akhirnya harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
BACA JUGA
"Kemarin saya periksa di Puskesmas Tempel, awalnya cuma kena standar motor, lalu kambuh asam urat. Tapi kok lama-kelamaan kadar gula darahnya naik. Kemudian di rujuk ke sini, RS PKU Muhammadiyah Sleman," jelasnya.
Ia melanjutkan, luka di kakinya yang semula kecil ternyata semakin parah hingga membuatnya harus dirujuk ke rumah sakit. Setelah diperiksa, dokter menyarankan tindakan operasi karena terdapat pembengkakan dan nanah di bagian dalam kakinya.
“Dirujuk ke sini kan dioperasi. Di kaki ini ada bengkak, ternyata ada nanah di dalam, jadi harus dioperasi. Kalau di Puskesmas kan enggak bisa, makanya dirujuk ke sini. Di sini pelayanannya cepat dan memuaskan," imbuhnya.
Operasi pun dilakukan untuk membersihkan nanah yang ada di kaki Said. Kini, ia masih menjalani masa pemulihan di RS PKU Muhammadiyah Sleman. Perban di kakinya telah diganti, dan kondisinya perlahan mulai membaik.
"Kemarin dioperasi dibersihkan nanahnya semua. Iya, ini sudah diganti perban juga. Operasi mulai pukul delapan sampai sekitar setengah sepuluh pagi," ujarnya.
Setelah menjalani operasi, Said kini merasa lebih sehat. Ia bahkan mulai bisa berkeringat lagi, dibanding saat mengonsumsi obat sebelumnya.
"Alhamdulillah, sekarang sudah enakan. Sudah bisa berkeringat. Dulu waktu masih pakai obat-obatan itu enggak bisa keluar keringat, sekarang sudah bisa,” tuturnya dengan nada lega.
Said berharap segera pulih dan ingin cepat pulang agar bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Meski begitu, ia tetap mengikuti anjuran dokter agar proses penyembuhannya berjalan optimal.
"Iya, ingin cepat pulang, tapi nunggu izin dokter dulu. Soalnya kita mau sehat terus. Bukan sehat sementara," ujarnya.
Kendati terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dengan segmen PBI JK, Said mengaku tidak merasakan adanya perbedaan layanan yang ia terima. Ia justru merasa layanan yang diberikan oleh petugas medis sangat baik sejak awal hingga masa pemulihan.
"Kalau menurut saya, pelayanannya memuaskan. Bukan saya buat-buat ini, memang saya benar-benar merasa puas. Saya kira tidak ada bedanya layanan. Di sini juga diperhatikan dari pola makan dan kenyamanan pasien," tuturnya.
Layanan cepat dan baik itu Said gambarkan kala infus yang terpasang mulai habis. Tinggal tekan bel, perawat datang mengisi infus dengan cepat tanpa menunggu lama.
"Enggak ada perbedaan. Dilayanin dengan baik semua. Wong setiap infus habis, begitu pencet bel langsung datang petugasnya. Cepat sekali penanganannya, enggak sampai kelamaan," ujarnya.
Said menggambarkan layanan rumah sakit yang ia terima sebagai peserta JKN sangat baik dan ramah. Sebagai peserta JKN segmen PBI JK, ia tetap dilayani dengan ramah oleh petugas medis.
"Kalau yang saya temui di sini, semua ramah-ramah. Alhamdulillah, belum pernah menemui yang galak," tuturnya.
Cepatnya layanan juga tergambar dari waktu rujuk hingga waktu pelaksanaan operasi yang tidak lama. Dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Sleman pada Kamis siang, pada Jumat pagi Said sudah menjalani operasi.
Ke depannya, Said berharap Program JKN terus memberikan pelayanan terbaik dan dapat membantu lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
“Saya berharap pelayanan ini semakin bagus, biar semua pasien puas. Kalau saya sendiri, jelas puas,” tegasnya. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
- Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
- Cantiknya Bangunan Embung di Dataran Tinggi Dieng
- 5 Tempat Nongkrong sambil Ngopi di Jalan Slamet Riyadi Kota Solo
Advertisement
 
    
        Angin Kencang di Sleman, Rumah Warga Bolong Tertimpa Pohon
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement






















 
            
